ASTALOGCOM - Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yaitu sebagai pemencar biji tumbuhan. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan
Pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan manusia dimulai sejak terbentuknya zygot hingga mencapai dewasa. Proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap embrionik pada saat dalam kandungan dan tahap pasca embrionik setelah dilahirkan. Tahap embrionik Tahap embrionik dimulai dari proses bersatunya sperma dengan telur yang disebut fertilisasi. Fertilisasi menyatukan kumpulan kromosom haploid dari kedua gamet sperma dan sel telur menjadi sebuah sel diploid zygot. Tahap embrio dapat dibag menjadi empat fase yaitu morulasi, blastulasi, gastrulasi, dan organogenesis. 1. Morulasi Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dari 1 sel menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel 16 sel dan seterusnya. Pembelahan hanya membagi bagi sitoplasma zygot yang besar menjadi banyak sel yang berukuran lebih kecil dan masing-masing berinti yang disebut blastomer. Blastomer-blastomer hasil pembelahan selanjutnya membentuk pola sel padat yang disebut morula. Proses terbentuknya morula disebut morulasi. 2. Blastulasi Blastulasi adalah proses terbentuknya blastula yang merupakan bentuk perkembangan lanjutan dari morula. Sel sel morula terus menerus membelah dan membentuk rongga blastosel diantara kutub animal dengan kutub vegetal. Rongga tersebut semakin besar dan berisi cairan blastosol. 3. Gastrulasi Gastrulasi merupakan proses yang dinamis dimana sel-sel disekitar permukaan blastula berpindah ke lokasi yang lebih dalam sehingga terbentuk tiga lapisan germinal lapisan embrionik, yaitu ektoderm lapisan luar, mesoderm lapisan tengah, dan endoderm lapisan dalam. 4. Organogenesis Organogenesi adalah proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari lapisan embrionik. Lapisan embrionik yang dapat membentuk berbagai jaringan dan organ adalah sebagai berikut Lapisan ektoderm Membentuk epidermis kulit dan derivat-derivatnya termasuk kelenjar keringat, folikel rambut, kuku, epitel mulut dan rektum,kelenjar kulit, kornea dan lensa mata, sistem syaraf, reseptor pada epidermis, email gigi, epitel kelenjar pineal dan pituitari, dan medula adrenal anak ginjal. Lapisan mesoderm Membentuk sistem rangka, sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem reproduksi, otot, dermis kulit, lapisan rongga tubuh, notokord, dan korteks adrenal. Lapisan endoderm Membentuk epitel saluran pencernaan kecuali mulut dan rectum, epitel sistem pernapasan, hati, pankreas, tiroid dan paratiroid, timus, kandung kemih, dan uretra. Tahap pasca-embrionik Tahap pasca embrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas hingga dewasa. Tahap ini merupakan proses pematangan hingga menjadi individu sempurna. Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Sementara itu, perkembangan dimulai ketika alat-alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin gamet. A. Tahap pasca-embrionik pada hewan Selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, beberapa jenis hewan tertentu mengalami proses metaorfosis dan beberapa jenis hewan lainnya mengalami metagenesis. 1. Metamorfosis Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimuali dari larva menjadi hewan dewasa. Metamorfosis terjadi pada amfibi dan serangga. Berdasarkan prosesnya, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi metamorfosis sempurna dan metamorfosis tak sempurna. a. Metamorfosis sempurna Pada metamorfosis sempurna, bentuk hewan muda sangat berbeda dari bentuk hewan dewasa. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau kepompong. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, lalat, tawon, dan lebah. Tahapan metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut Telur -> larva -> pupa kepompong -> dewasa imago Metamorfosis sempurna pada lalat Metamorfosis sempurna pada kupu kupu Metamorfosis sempurna pada rayap b. Metamorfosis tak sempurna Pada metamorfosis tak sempurna, serangga yang baru menetas nimfa memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dari bentuk serangga dewasa imago. Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap, sedangkan serangga dewasa memiliki sayap. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tak sempurna adalah kecoa, capung, jangkrik, belalang. Tahapan metamorfosis tak sempurna adalah sebagai berikut Telur -> nimfa -> dewasa imago metamorfosis tidak sempurna pada capung metamorfosis tidak sempurna pada jangkrik 2. Metagenesis Metagenesis adalah proses pergiliran keturunan antara fase seksual dan fase aseksual. Contoh hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur Obelia dan Aurelia. Ubur-ubur memiliki dua bentuk kehidupan yaitu kehidupan saat menempel berbentuk polip dan kehidupan bergerak bebas berbentuk medusa. B. Tahap pasca-embrionik pada manusia Setelah dilahirkan, manusia akan mengalami beberapa tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya, yaitu masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. 1. Masa Kanak-Kanak Pada saat masih bayi organ-organ tubuhnya masih belum dapat berfungsi dengan sempurna, organ pad abayi tersebut masih akan tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia bayi tersebut. Pada saat mencapai usia kanak-kanak 1-5 tahun, organ-organ tubuhnya pun akan makin matang. Perkembangan organ soerang anak biasanya sudah cukup matang, pada saat usia sekitar 5tahun, kecuali organ reproduksi yang baru akan berfungsi pada usia remaja. 2. Masa Remaja Masa remaja atau pubertas ditandai dengan tercapainya kematangan organ-organ reproduksi. Pada masa pubertas, organ reproduksi telah mampu memproduksi sel-sel kelamin gamet. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan penyakit. Masa pubertas, biasanya dimulai saat seseorang berusia 8-10 tahun dan berakhir kurang lebih di usia 15-16 tahun. Masa ini ditanai dengan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. 3. Masa Dewasa Pada masa dewasapertumbuhan tubuh manusia mencapai ukuran maksimal. Pada masa ini pertumbuhan vertikal akan berhenti sehingga tinggi badan tidak akan bertambah. Organ-organ tubuh secara normal akan berfungsi dengan baik termasuk fungsi organ-organ reproduksi sehingga pada masa ini manusia sudah memiliki keturunan. Selama masa dewasa, manusia akan makin matang tidak hanya saja dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal psikis sehingga manusia dewasa menjadi lebih arif dan bijaksana. 4. Masa Tua Ketika memasuki masa tua, segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran. Ini terjadi pada usia sekitar 60-65 tahun. Fungsi organ-organ tubuh makin berkurang, wajah dan tangan mulai keriput. Kesehatan mulai menurun akibat berkurangnya fungsi-fungsi organ tubuh, menjadi pelupa, dan membutuhkan lebih banyak waktu istirahat. Referensi Campbell, Neil A., Jane B Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, & Robert B. Jackson. 2012. BIOLOGI edisi kedelapan Jilid 2. Jakarta Penerbit Erlangga. Campbell, Neil A., Jane B Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, & Robert B. Jackson. 2012. BIOLOGI edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta Penerbit Erlangga. Campbell, Neil A., Jane B Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, & Robert B. Jackson. 2017. BIOLOGY eleventh edition. New York Pearson Education, Inc. Irnaningtyas. 2018. Biologi SMA kelas XII. Jakarta Penerbit Erlangga. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, & Bambang S. 2012. Biologi SMA kelas XII. Jakarta Penerbit Erlangga. Pujiyanto, Sri & Rejeki Siti Fatimah. 2016. Menjelajah Dunia Biologi keas XII SMA. Solo Tiga Serangkai.
Jelaskanjaringan yang termasuk lanjutan dari pertumbuhan embrio - 12323085. MuhamadRiizky6727 MuhamadRiizky6727 21.09.2017 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab Jelaskan jaringan yang termasuk lanjutan dari pertumbuhan embrio 1 Lihat jawaban Iklan
- Pada proses pembuahan, sel telur dan dan sperma akan mengalami peluruhan dan membentuk zigot keturunannya. Zigot kemudian akan tumbuh menjadi embrio hingga janin dalam kandungan induknya. Perkembangan embrio dibagi dalam fase morula, fase blastula, fase gastrula, dan fase Morula Zigot bersel tunggal hasil pembuahan, selnya akan membelah secara mitosis dengan cepat dan membentuk sel-sel baru yang padat disebut dengan blastomer. Zigot terus membelah dari sel yang awalnya satu menjadi 16 sel dari Lumen Learning, sel-sel blastomer kemudian berkumpul membentuk bola yang kemudian akan memadat dan membentuk morula. Dinamai morula karena strukturnya mirip dengan buah arbei yang kecil dan tidak berongga. Baca juga Benarkah Detak Jantung Janin Bisa Prediksi Jenis Kelamin Bayi? Fase Blastula NURUL UTAMI Proses pembelahan zigot menjadi morula lalu menjadi blastula
Contentshide. 1 Fungsi Plasenta (Ari-Ari) 1.1 Sebagai alat pernapasan janin dalam kandungan. 1.2 Sebagai Penghasil Nutrisi. 1.3 Sebagai sistem eksresi (Pembuangan) 1.4 Sebagai sistem pertahanan atau kekbelan tubuh. 1.5 Sebagai Penghasil Hormon. 2 Struktur dan Bagian-Bagian Plasenta. 3 Proses Terbentuknya Plasenta.
Latar Belakang Perkembangan Embrio – Pengertian, Proses, Fase, Tahap & Gambar – Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan makluk hidup yang dimulai dari bertemunya sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dengan sepermatozoa yang dihasilkan oleh testis sehingga dari proses tersebut terbentuk suatu makluk hidup baru yang disebut dengan zigot yang kemudian kondisi tersebut disusul oleh terjadinya kebuntingan serta berakhir dengan kelahiran anonymous 2008 . Dewasa ini usaha peternakan di Indonesia hampir selalu menghadapi kendala, yang mengakibatkan produktivitas ternak masih rendah. Salah satu kendala tersebut adalah masih banyak kasus gangguan reproduksi menuju kepada adanya kemajiran ternak betina. Hal ini ditandai dengan rendahnya angka kelahiran pada ternak tersebut Hardjopranjoto, 1995. Angka kelahiran dan pertambahan populasi ternak adalah masalah reproduksi atau perkembangbiakan ternak. Penurunan angka kelahiran dan penurunan populasi ternak terutama dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi atau kesuburan yang rendah dan kematian prenatal Toelihere, 1981. Lama satu siklus birahi merupakan proporsi lama kebuntingan yang penting dan bila satu siklus hilang karena ketidakberhasilan pembuahan ini merupakan kerugian ekonomi pada sistem produksi yang intensif dan hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam mendeteksi dan menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting juga dapat merugikan dalam segi ekonomi Hunter, 1981. Secara ideal hanya sapi-sapi betina dan pejantan yang normal, sehat dan sangat fertil yang harus dikawinkan, akan tetapi sapi betina maupun sapi jantan mempunyai kesuburan yang berbeda-beda. Apabila sapi betina kurang subur maka kesuburan pejantan menjadi sangat penting Toelihere, 1981. Yang selanjutnya pada zigot tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi embrio semacam bahan yang siap menjadi manusia mini, janin dan siap untuk menantang dunia. Dalam proses perkembangan embrio pada manusia, seutuhnya terjadi di dalam tubuh induk betina. Manusia ialah organism vivipar yakni melahirkan. Dalam proses embriogenesis yang berlangsung di dalam tubuh induk ini memerlukan waktu sekitar 9 minggu 10 hari atau sekitar 38 minggu untuk embrio janin yang mencapai perkembangan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Nah berikut ini terkait perkembangan embrio embriogenesis pada manusia. Periode Embrio/organogenesis, Suatu periode ketika sel-sel berada dalam proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45, kucing 6-24, dan kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina germinativa selaput embrionik dan organ tubuh Toelihere,1979. Pada periode ini meliputi pembentukan Baca Juga Sporozoa Adalah Lapisan-lapisan lembaga germ layer Endoderm Lapisan germ yang paling dalam Pertama tampak ketika suatu lapisan sel tunggal terdorong keluar dari inner cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul Merupakan awal/origo dari sistem digesti, hepar, pulmo, organ internal lain Mesoderm Lapisan germ/lembaga tengah Lapisan sel-sel inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm dan ectoderm Origo dari sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi Ektoderm Lapisan germ yang paling luar Origo dari sistem syaraf, organ indera, rambut, Toelihere,1979. Trofoblast akan menjadi Amnion Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan fetus Bantalan untuk proteksi Robek saat kelahiran Yolk sac Sebagai cadangan makanan Mammalia atropi Allantois Penuh dengan pembuluh darah Menyatu dengan chorion Allantochorion Membawa darah ke chorion Chorion Membran fetus terluar Melekat pada induk Toelihere,1979. Tahap awal perkembangan diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel cleavage menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Baca Juga Adiwiyata Adalah Gambar 2. Perkembangan awal Embrio Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel cleavage 3 Tahapan Fase Embrionik Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya berikut ini. Fase Morula Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan animal pole dan kutub vegetatif vegetal pole. Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu grey crescent.setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula. Fase Blastula Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan lase gastrula. Fase Gastrula Gambar 2. Tahap pasca perkembangan embrio Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam invaginasi. Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar ektoderm dan lapisan dalam endoderm. Baca Juga Penyerbukan Bunga Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata hewan berongga. Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm. Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada tidaknya selom berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata euselomata. Hewan aselomata tidak memiliki selom, contohnya cacing pipih Platyhelminthes. Hewan pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup hewan dan manusia. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor jantung, otak sistem saraf, integumen kulit, rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka tulang/osteon, alat reproduksi testis dan ovarium, alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Baca Juga Ganggang Alga Adalah Contohnya Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Periode Embrio Minggu 3 – 8 Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar Embrio dilindungi oleh beberapa selaput yaitu Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama Baca Juga Taksonomi Tumbuhan Tahapan perkembangan pada masa embrio Bulan pertama Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat otak yang berupa gumpalan darah serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm. Bulan kedua Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan cartilago. Embrio berukuran 4 cm. Bulan ketiga Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. Bulan keempat Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. Bulan kelima Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG Ultra Sonographi. Bulan keenam Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan posisi Bulan ketujuh Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina. Bulan kedelapan Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. Bulan kesembilan Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan. Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan sperma dengan inti set gamet betina ovum . Jutaan sel sperma yang masuk ke dalam organ reproduksi betina, hanya aka nada satu sel yang bersatu dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi maka sel sperma lainnya akan mengalami penghancuran oleh sel-sel darah putih leukosit . Tahap penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan satu sel dengan inti diploid 2n zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia. Pembelahan Cleavage Tidak lama setelah terbentuk zigot maka sel ini akan langsung beranjak ke tahap pembelahan yang membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah pembelahan mitosis yang berlangsung sangat cepat diawali dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan sterusnya hingga terbentuk morula tahap 32 sel . Pembelahan mitosis yang berlangsung pada zigot tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma sitokinesis hanya pembelahan inti saja. Sehingga ukuran zigot satu inti dengan morula degan 32 inti ialah sama. Namun berbeda dengan kasus bayi kembar indentik yang berasal dari satu zigot yang pembelahan mitosisnya mengalami pembelahan sitplasmanya sehingga sel-sel hasil pembelahannya akan terpisah. Blastulasi Dalam tahap blastulasi ini merupakan tahap pembentukan blastula bola berongga dari morula bola padat . Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel sampai 32 yang disebut morula. Tahap morula ialah tahap 32 sel-sel zigot yang tersusun padat. Yang kemudian tiap-tiap sel akan terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai angka 64 sampai 100 sel. Ukuran sel-selnya makin kecil ukuran bolanya sama , yang membedakan tahap morula dengan blastula ialah jumlah sel dan terdapatnya rongga pada tahap blastula yang disebut blastosol. Dengan terbentuknya blastosol berasal dari sel-sel pada bagian dalam yang membelah menjadi banyak sel dengan ukuran yang semakin mengecil. Rongga blastosol berisikan yolk atau kuning telur sebagai satu-satunya sumber makanan bagi sel-sel blastula untuk tumbuh dan berkembang. Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar yang memiliki kuning telur yang banyak kelompok vivipar termasuk manusia memiliki kuning telur yang sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan mencukupi kebutuhan sel-sel embrio hingga 38 minggu ke depan. Oleh Karena itu sebelum kehabisan kuning telur maka pada tahap ini blastula , embrio akan masuk implantasi ke dalam uterus rahim induk betina. Baca Juga Farmakognosi adalah Selanjutnya dalam tahap hubungan induk betina dengan embrio akan terjalin melalui pembentukan selaput ekstraembrionik dari dinding endometrium induk betina. Segala kebutuhan embrio akan dapat terpenuhi oleh induk betina yang melalui hubungan yang terbentuk dalam selaput embrionik plasenta, amnion, korion dan alantois samapi masa pertumbuhan dan perkembangan embrio selesai. Keberadaan embrio di dalam endometrium induk betina akan menghasilkan hormone HCG Human Chorionic Gonadothropin yang merangsang induk betina untuk mensekresikan Hormon progesterone untuk memperkuat endometrium. Gastrulasi Tahap gastrulasi, tahap pembentukan gastrula yaitu pembentukan tiga lapisan embrionik pada embrio. Lapisan embrionik merupakan lapisan lembaga yang akan berkembang menjadi organ-organ dalam embrio manusia. Gastrulasi ditandai dengan reorganisasi lapisan sel-sel pada tahap blastula. Sel-sel blastula akan melakukan pergerakan morfogenetik yang sedemikian rupa, hingga memungkinkan sel-sel yang berjauhan pada tahap blastula menjadi sel-sel yang berdekatan pada tahap gastrulasi. Pergerakan sel-sel blastula pada tahap ini diawali dengan gerakan invaginasi atau pelekukan ke dalam. Gerakan ini menyebabkan migrasi sel-sel yang awalnya terletak di luar menjadi tersusun di bagian dalam. Pergerakan sel-sel ini menyebabkan rongga blastosol menghilang namun terbentuk rongga arkenteron. Setelah semua pada sel berhasil bermigrasi terbentuk lubang saluran bekas titik invaginasi yang disebut dengan istilah blastopori. Selin gerakan invaginasi sel-sel tahap blastula ini juga melakukan gerakan evaginasi melekuk keluar , ingersi migrasi sel dan lainnya. Selanjutnya sel-sel ini telah berhasil dan selesai dalam perjalanannya. Tahap gastrulasi ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan embrionik yang akan menentukan nasib embrio tersebut. Masing-masing sel dalam tiap lapisan akan saling menginduksi satu sama lain untuk perkembangan selanjutnya. Tiap sel akan menentukan takdirnya masing-masing. Oleh karena itu pada tahapan ini biasa disebut dengan penentuan nasib fate map , tiga lapisan embrionik ini ialah antara lain lapisan ectoderm, lapisan mesoderm dan lapisan endoderm. Neurulasi Dalam tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap gastrulasi. Pada tahap neurulasi merupakan tahap pembentukan corda saraf notocord yang merupakan ciri utama dari hewan vertebrata, notocorda dibentuk dari interaksi induksi antara lapisan ectoderm dengan lapisan mesoderm didalamnya. Induksi antar lapisan ini menyebabkan sel-sel ectoderm bergerak sehingga terbentuk notocorda yang memanjang. Untuk selanjutnya notocorda ini akan berkembang menjadi sistem saraf pusat perkembangan otak . Intinya tahapan neurulasi diindikasikan dengan terbentuknya lempeng saraf notocorda pada lapisan ektoderm. Organogenesis Tahapan organogenesis merupakan tahapan pembentukan organ yang berkembang dari lapisan embrionik yang terbentuk pada tahap gastrula berikut organ-organ yang berkembang dari lapisan embrionik. Ektoderm Lapisan yang paling luar, lapisan ectoderm akan berkembang menjadi sistem integument kulit dan derivatnya serta penyusun sistem saraf termasuk indera. Mesoderm Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti sistem sirkulasi, jaringan ikat, sistem reproduksi, otot dan lainnya kecuali sistem pencernaan dan pernapasan. Endoderm Lapisan paling dalam dari lapisan ini akan terbentuk organ-organ penyusun sistem pencernaan meliputi saluran dan kelenjar pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan juga berkembang dari lapisan ini. Baca Juga Sel Prokariotik Demikianlah pembahasan mengenai Perkembangan Embrio – Pengertian, Proses, Fase, Tahap & Gambar semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂Viewjaringan OOP 113 at Mendeleev Russian University of Chemistry and Technology. JARINGAN PADA TUMBUHAN 1.Jaringan meristem/jaringan embrional yaitu jaringan yang selalu aktif
Kultur dan transfer blastosis embrio adalah prosedur pematangan dan pemindahan calon janin embrio ke dalam rahim. Prosedur ini merupakan salah satu tahap dalam rangkaian in vitro fertilization IVF atau bayi tabung. Bayi tabung merupakan program kehamilan bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan momongan akibat gangguan sistem reproduksi. Bayi tabung termasuk prosedur yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahapan, salah satunya adalah kultur dan transfer blastosis embrio. Kultur dan transfer blastosis embrio merupakan tahap akhir dari rangkaian prosedur bayi tabung. Pada tahap ini, embrio yang terbentuk akan melalui proses pematangan di laboratorium hingga mencapai tahap kultur blastosis, yaitu perkembangan embrio 5–6 hari setelah pembuahan. Setelah melalui tahap kultur blastosis, embrio dengan kualitas terbaik akan dimasukkan kembali ke dalam rahim agar dapat berkembang menjadi janin. Tahapan ini dinamakan dengan transfer blastosis embrio. Tujuan dan Indikasi Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Sebagai bagian dari prosedur bayi tabung, kultur dan transfer blastosis embrio bisa menjadi penanganan utama untuk kemandulan infertilitas pada wanita. Infertilitas bisa membuat wanita tidak kunjung hamil walaupun sudah rutin berhubungan intim tanpa kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih. Kemandulan pada wanita dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan, seperti Kerusakan atau sumbatan saluran indung telur tuba falopi Endometriosis Gangguan pematangan sel telur ovulasi Riwayat operasi steril Miom Pernah atau sedang menjalani radioterapi atau kemoterapi Selain pada wanita, infertilitas juga bisa terjadi pada pria. Kemandulan pada pria bisa disebabkan oleh gangguan jumlah dan kualitas sperma atau masalah pada organ reproduksi, misalnya testis atau saluran testis. Prosedur bayi tabung juga bisa dilakukan pada pasangan yang memiliki riwayat penyakit genetik. Hal ini guna mengurangi risiko bayi dari pasangan tersebut untuk mengalami penyakit genetik atau turunan. Peringatan dan Kontraindikasi Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Kultur dan transfer blastosis embrio merupakan salah satu tahapan bayi tabung. Tidak ada larangan khusus kepada wanita yang hendak menjalani prosedur ini. Namun, dokter tidak menyarankan prosedur bayi tabung pada wanita yang menderita penyakit, seperti sindrom Marfan, gagal jantung stadium akhir, sindrom Eisenmenger, hipertensi pulmonal, atau koarktasio aorta. Sebelum Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Sebelum menjalani transfer blastosis embrio, dokter akan menjelaskan secara detail mengenai prosedur yang akan dilakukan dan risiko yang mungkin dialami pasien. Setelah pasien paham dan setuju untuk menjalani prosedur ini, dokter akan bertanya terkait riwayat kesehatan dan kesuburan, disertai dengan pemeriksaan fisik pada pasien dan pasangannya. Selanjutnya, dokter akan akan melakukan pemeriksaan lanjutan, meliputi Tes hormon, untuk menilai kadar hormon yang berperan dalam menentukan kuantitas dan kualitas sel telur, seperti follicle-stimulating hormone FSH, hormon estrogen, dan hormon anti-Müllerian AMH Pemeriksaan rongga rahim, untuk menilai kondisi rahim dengan menyuntikkan cairan khusus ke rahim atau memasukkan alat endoskopi melalui vagina menuju rahim Pemeriksaan sperma, untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sperma Tes infeksi menular seksual, untuk memeriksa apakah ada kemungkinan pasien dan pasangannya menderita infeksi menular seksual, misalnya HIV Selain beberapa pemeriksaan di atas, dokter juga dapat melakukan transfer embrio tiruan. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan kedalaman rongga rahim dan teknik yang akan digunakan untuk menempatkan embrio ke dalam rahim. Setelah dokter memastikan kondisi kesehatan dan sel telur pasien, dokter akan memulai tahapan prosedur bayi tabung. Sebelum memasuki tahap kultur dan transfer blastosis embrio, pasien akan melalui beberapa tahapan bayi tabung meliputi Stimulasi atau induksi ovulasi Pada tahap ini, dokter akan memberikan beberapa jenis obat, misalnya obat untuk meningkatkan produksi sel telur dan obat untuk membantu proses pematangan sel telur. Secara umum, proses induksi ovulasi membutuhkan waktu sekitar 1–2 minggu sebelum akhirnya sel telur siap untuk diambil. Untuk menentukan kapan sel telur dapat dikumpulkan, pasien juga akan menjalani USG transvaginal. Tes darah juga akan dilakukan untuk memeriksa pengaruh obat terhadap peningkatan jumlah sel telur. Pengambilan sel telur atau aspirasi folikular Untuk mengeluarkan sel telur, dokter akan melakukan operasi. Operasi dilakukan dengan cara memasukkan jarum melalui vagina, kemudian diarahkan ke ovarium dan masuk ke dalam folikel yang terdapat sel telur di dalamnya. Selanjutnya, sel telur diambil menggunakan jarum yang dihubungkan dengan alat pengisap khusus. Pembuahan fertilisasi Pembuahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu inseminasi konvensional atau intracytoplasmic sperm injection ICSI. Inseminasi konvensional dilakukan dengan menyatukan sperma dan sel telur di dalam cawan khusus. Berbeda dengan inseminasi konvensional, inseminasi buatan dilakukan dengan cara menempatkan sperma langsung ke dalam rahim saat wanita sedang ovulasi. Inseminasi buatan bukanlah merupakan program bayi tabung. Jika teknik inseminasi konvensional gagal memproduksi embrio, dokter akan menggunakan metode ICSI. ICSI dilakukan dengan menyuntikkan sperma sehat ke dalam sel telur yang telah matang secara langsung. Prosedur Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Setelah melalui tahap fertilisasi, embrio akan memasuki tahap kultur blastosis. Pada tahap ini, sel telur akan disimpan di tempat khusus di laboratorium. Dokter akan melakukan pemantauan rutin untuk memastikan bahwa sel telur dapat berkembang secara normal. Jika dokter memastikan embrio sudah matang, tahap berikutnya yang harus dijalani pasien adalah transfer blastosis embrio. Dokter akan melakukan transfer blastosis embrio dalam beberapa tahapan berikut ini Meminta pasien untuk berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi tungkai terbuka dan kaki disangga Memberikan obat penenang untuk membantu pasien tetap rileks selama prosedur transfer embrio dilakukan Memasukkan kateter melalui vagina, kemudian diarahkan menuju serviks leher rahim dan masuk ke dalam rahim Menghubungkan kateter dengan jarum berisi satu atau lebih embrio yang telah diberi cairan khusus agar embrio tetap terlindungi Menyuntikkan embrio secara perlahan melalui jarum dan kateter ke dalam rahim Menarik kateter dari vagina setelah proses transfer blastosis embrio selesai Setelah Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Setelah menjalani transfer blastosis embrio, pasien akan diminta untuk beristirahat di ruang pemulihan. Jika dokter sudah memastikan kondisi pasien stabil, pasien dapat pulang ke rumah pada hari yang sama dan kembali beraktivitas normal. Meski sudah dapat beraktivitas seperti biasa, pasien dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berat. Selain itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pasien agar pertumbuhan embrio tetap terjaga dan mencegah risiko terjadinya keguguran, antara lain Beristirahat dan tidur yang cukup Berjalan santai secara rutin, untuk meningkatkan aliran darah ke dalam rahim Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang Tidak merokok dan menjauhi paparan asap rokok Tidak mengonsumsi minuman beralkohol Minum obat atau menggunakan suntikan hormon progesteron selama 8−10 minggu setelah transfer blastosis embrio Minum suplemen asam folat secara rutin sesuai saran dokter, untuk mengurangi risiko bayi terlahir cacat Mengelola stres dengan baik Memeriksakan diri ke dokter secara rutin untuk memantau perkembangan embrio Sekitar 12–24 hari setelah proses transfer embrio, pasien akan diminta untuk menjalani tes darah guna memastikan apakah pasien positif atau negatif hamil. Jika positif hamil, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani perawatan lanjutan selama hamil. Apabila embrio tidak menempel di dinding rahim dan gagal berkembang, umumnya pasien akan mengalami menstruasi dalam waktu 1 minggu setelah transfer blastosis embrio. Pada kondisi tersebut, dokter akan meminta pasien untuk berhenti mengonsumsi hormon progesteron. Dokter juga dapat menganjurkan pasien untuk mencoba kembali prosedur bayi tabung. Komplikasi Kultur dan Transfer Blastosis Embrio Kultur dan transfer blastosis embrio merupakan prosedur yang aman untuk dijalani. Efek samping yang muncul umumnya bersifat ringan dan jarang terjadi, antara lain Kram perut Konstipasi atau sembelit Keputihan Payudara terasa nyeri karena kadar hormon estrogen meningkat Meski jarang terjadi, prosedur kultur dan transfer blastosis embrio juga dapat menyebabkan komplikasi berupa Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim Bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah Twin to twin transfusion syndrome Ovarian hyperstimulation syndrome OHSS, yaitu pembengkakan dan nyeri pada ovarium Bayi terlahir cacat Keguguran Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul gejala berikut setelah prosedur kultur dan transfer blastosis embrio Demam Nyeri panggul Perdarahan hebat dari vagina Buang air kecil berdarah
Pengaruhmusim dan iklim juga lebih kuat terhadap siklus estrus. Estrus kadang-kadang disebut "heat" (panas) karena pada saat tersebut, suhu tubuh betina meningkat. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi pada masing-masing organisme berbeda-beda. Pada tikus, siklus estrus berlangsung selama 5 hari .Kehamilan terjadi dengan diawali proses pembuahan sel telur dan sperma. Apabila proses pembuahan berjalan lancar, maka sel telur yang dibuahi akan berkembang menjadi embrio. Keberhasilan kehamilan dapat ditentukan dengan kualitas embrio yang baik. Nah, artikel ini akan mengeksplorasi berbagai infromasi seputar embrio dan tahap perkembangannya, simak yuk! Apa yang dimaksud dengan embrio? Embrio adalah sel atau organisme yang hidup pada tahap awal perkembangan manusia di mana organ-organ penting dalam struktur tubuh mulai terbentuk. Namun, pada dasarnya, definisi embrio dapat bervariasi tergantung pada sel atau organisme masing-masing. Sebagai contoh, pada manusia, embrio adalah organisme yang berkembang biak secara seksual saat sel sperma membuahi ovum sel telur. Hasil dari proses tersebut disebut dengan zigot. Setelah menjadi zigot, kemudian sel-sel itu akan mengalami pembelahan hingga akhirnya terpisah. Ketika ratusan sel sudah terpisah, maka fase pembentukan embrio mulai terjadi. Sementara itu, dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan organisme multisel atau embrio. Embrio pada manusia terbentuk antara umur 3—5 minggu dalam masa kehamilan. Pada rentang waktu tersebut, biasanya telah mulai terbentuk struktur organ-organ penting yang nantinya akan berkembang sebagai janin. Lantas, apa perbedaan zigot, embrio, dan janin? Sebagian besar makhluk hidup pasti akan memulai proses tumbuh dari zigot, kemudian melewati tahap pembentukan embrio, sebelum akhirnya menjadi makhluk hidup yang benar-benar utuh atau dewasa. Namun, ada juga yang tidak diketahui tahap awal kehidupannya. Dari penjelasan singkat di atas, Anda mungkin menyadari jika zigot, embrio, dan janin sebetulnya memiliki perbedaan dalam setiap fasenya. Perbedaan zigot, embrio, dan janin dapat diketahui dari ukuran, jumlah sel, dan banyak hal lainnya. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai perbedaan zigot, embrio, dan janin. 1. Zigot Zigot dapat didefinisikan sebagai sel tunggal yang terbentuk setelah pembuahan antara sel telur dari wanita dengan sperma dari pria. Sel tunggal zigot mengandung sebanyak 46 kromosom yang diperlukan, terdiri dari 23 sel sperma dan 23 dari sel telur. Proses pembentukan ziget disebut juga fertilisasi. Sementara itu, fase zigot cenderung berlangsung singkat, yakni hanya sekitar 4 hari. Ukuran zigot pun cenderung sangat kecil, yakni kira-kira seukuran kepala peniti dengan bentuk bulat dan memiliki permukaan yang halus. Zigot berisi semua informasi genetik DNA yang dibutuhkan untuk berkembang menjadi bayi. Biasanya, zigot belum dianggap sebagai kehamilan. 2. Embrio Embrio adalah blastosit yang berkembang dan terbentuk dari pembelahan sel zigot. Mengutip Cleveland Clinic, blastosit adalah sekelompok sel yang terbentuk di awal kehamilan atau sekitar 5 —6 hari setelah sperma membuahi sel telur, kemudian tertanam di dinding rahim. Ini merupakan tahap multi-seluler yang dalam proses pembentukannya disebut sebagai embrionik. Pada manusia, istilah embrio ini dipakai pada calon bayi yang belum lahir atau pada minggu ke-7 setelah pembuahan. Setelah berhasil melewati fase tersebut, maka embrio akan mendapatkan nama yang berbeda pada usia-usia awal kehamilan. 3. Janin Janin adalah bayi belum lahir yang berada pada minggu ke-8 setelah pembuahan dan akan terus berkembang di dalam rahim ibu. Pada fase ini, janin yang telah berkembang dapat disebut sebagai suatu kehamilan. Perkembangan janin tersebut meliputi plasenta dan organ-organ internal yang telah terbentuk, seperti otak, jantung dan paru-paru mulai berkembang. Janin memiliki semua informasi genetik yang dibutuhkan untuk berkembang menjadi bayi. Perlu Anda Ketahui Perbedaan janin dengan zigot dan embrio, yakni ukuran janin jauh lebih besar atau dapat dikatakan seukuran buah semangka. Selain itu, janin lebih panjang dan memiliki permukaan yang berkerut. Tahapan perkembangan embrio Pada setiap fase perkembangan embrio, terdapat ciri atau karakteristik yang akan membedakan fase satu dengan lainnya. Hal itu pastinya juga akan berpengaruh terdapat kehamilan dan kondisi sang ibu. Berikut adalah tahap perkembangan embrio yang perlu Anda ketahui. 1. Tahap morula Setelah mengalami pembuahan, maka akan terjadi proses pembelahan. Pembelahan tersebut dilakukan dengan menggunakan proses mitosis untuk mereplikasi genom dan kemudian membagi sel menjadi dua. Pembelahan pertama terjadi sekitar satu hari setelah pembuahan dan pembelahan berikutnya terjadi setiap 12—24 jam setelah itu. Morula sendiri merupakan tahap perkembangan embrio yang terdiri dari massa padat dengan jumlah 16 sel atau lebih. Morula termasuk tahap embrionik pertama di mana sel-sel dapat dikategorikan sebagai internal atau eksternal dan akan terus membelah. Ketika morula mencapai tahap 64 sel, maka sel-sel internal dan eksternal menjadi garis keturunan yang terpisah. Sel-sel internal disebut massa sel dalam atau disingkat ICM nantinya akan menjadi embrio itu sendiri dan membran sekitarnya. Sementara itu, sel luar disebut sel trofoblas. Sel tersebut berperan penting dalam proses implantasi pada dinding rahim, kemudian akan menjadi korion yang merupakan bagian embrionik dari plasenta. 2. Tahap blastula Tahap blastula ditandai dengan proses pembelahan yang telah menghasilkan lebih dari 100 sel. Blastula biasanya merupakan lapisan sel berbentuk bola blastoderm yang mengelilingi rongga berisi cairan. Pada manusia, blastula membentuk blastokista pada tahap perkembangan selanjutnya. Di sini sel-sel dalam blastula mengatur diri mereka sendiri dalam dua lapisan, yakni massa sel dalam dan lapisan luar yang disebut trofoblas. Massa sel bagian dalam juga dikenal sebagai embrioblas, di mana massa sel ini akan terus membentuk embrio. Pada tahap perkembangan ini, massa sel dalam terdiri dari sel puncak embrionik yang akan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang dibutuhkan oleh organisme. Sementara itu, trofoblas akan berkontribusi pada plasenta dan memberi nutrisi pada embrio. 3. Tahap gastrula Melansir National Center for Biotechnology Information, fungsi penting dari gastrula adalah untuk menetapkan arah perkembangan embrio. Sementara itu, sel-sel dalam blastula mengatur ulang diri mereka sendiri secara spasial untuk membentuk tiga lapisan sel dalam proses yang dikenal sebagai gastrula. Dalam proses gastrula, blastula melipat dirinya sendiri untuk membentuk tiga lapisan sel yang disebut lapisan germinal. Lapisan tersebut berdiferensiasi menjadi sistem organ yang berbeda, di antaranya sebagai berikut. Ektoderm, membentuk sistem saraf dan lapisan luar kulit. Mesoderm, mengembangkan otot dan jaringan ikat. Endoderm, membentuk lapisan sistem pencernaan dan organ dalam lainnya. 4. Tahap organogenesis Organogenesis adalah proses di mana tiga lapisan jaringan germinal embrio, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm, berkembang menjadi organ internal organisme. Proses tersebut biasanya terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 yang ditandai dengan adanya diferensiasi jaringan menjadi organ. Selama minggu ketiga, proses gastrulasi terjadi, yang membentuk tiga lapisan sel yang berbeda, yakni mesoderm, endoderm, dan ektoderm. Ketiganya adalah lapisan sel germinal utama dari mana organ muncul selama organogenesis, meliputi berikut ini. Endoderm, yang membentuk organ-organ sistem pencernaan dan pernapasan, termasuk timus, paratiroid, kandung kemih, dan uretra. Ektoderm, yang bertanggung jawab untuk perkembangan kulit dan pelengkap kulit, sistem saraf, serta bagian dari organ sensorik. Mesoderm, yang membentuk sistem peredaran darah dan darah, sistem limfatik, tulang, tulang rawan, otot, dan banyak organ dalam lain. Misalnya, ginjal, limpa, ureter, dan korteks adrenal yang semuanya berasal dari mesoderm. Pada akhir minggu ke-8, sistem organ telah berkembang dan siap untuk pematangan lebih lanjut. Sementara di minggu ke-9 kehamilan, periode perkembangan janin dimulai dan berlangsung sampai lahir yang melibatkan pertumbuhan dan diferensiasi struktur anatomi. Itulah berbagai informasi terkait pengertian dan tahap perkembangan embrio yang perlu Anda ketahui. Apabila ada penjelasan yang mungkin masih belum jelas, tanyakan lebih lanjut kepada dokter.Ku8cL1w.