SistemInformasi Pengolahan Data Nilai berbasis online digunakan untuk mendukung mempermudah penyebaran informasi kepda siswa, guru, maupun wali murid. Di harapkan dengan akses informasi yang di berikan kepada siswa dan wali murid dapat membantu wali murid dalam memantau siswa/anak nya. Penelitian ini mengusulkan sebuah analisis dan perancangan
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Pengembangan Direktori data Direktori data berisi informasi tentang keberadaan dari data utama. 41 Metadata adalah data mengenai data dan mencakup karakter teknis dari data, syarat akses dan prosedur-prosedur, dan bagaimana memperoleh informasi selanjutnya. Infrastruktur data spasial nasional harus mencakup direktori data atau sistem direktori dengan mana pengguna dapat mengetahui tentang ketersediaan dan kecocokan data yang diinginkan. Direktori mencakup data utama yang merupakan bagian dari infrastruktur dan data lain yang tersedia ataupun data yang masih dalam pengembangan. Konsep direktori data spasial nasional dan keberadaan sistem direktori data tersebut merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan IDSN. Salah satu kebijakan pembangunan IDSN yang perlu diprioritaskan adalah kebijakan tentang metadata yang didistribusikan secara cuma-cuma dan dapat dipertukarkan. Penelitian dan Pengembangan IPTEK dan Pengembangan SDM Penyelenggaraan IDSN memerlukan keterlibatan teknologi dalam proses-proses pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian data serta tersedianya sumberdaya manusia yang menguasai teknologi tersebut. - Meningkatkan Penelitian Tentang Basisdata - Meningkatkan Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Clearinghouse - Meningkatkan Teknik Data acquisition 42 - Mengembangkan Teknik Data Processing - Penelitian Efisiensi Distribution Data - Peningkatan Kualitas SDM IDSN - Promosi Kemampuan SDM nasional Meningkatkan Penelitian Tentang Basisdata Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengenai pengelolaan dan penggunaan basisdata geospasial. Penelitian di bidang basisdata perlu diselenggarakan mengingat volume data yang disimpan disetiap kastodian saat ini sudah cukup besar sehingga memerlukan teknik pengelolaan basisdata yang dapat mempercepat akses terhadap data tersebut. Meningkatkan Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Clearinghouse Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan pengembangan Jaringan Clearinghouse yang mencakup sistem basisdata, protokol komunikasi, dedicated lines, local area network, wide area network, integrated-service networks dan internet. Meningkatkan Teknik Perolehan Data Penelitian dan pengembangan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan perolehan data data acquisition dengan menggunakan teknologi Global Positioning System GPS, Total station, dan digital photogrammetry. 43 Mengembangkan Teknik Pemrosesan Data Penelitian dan pengembangan dalam pemrosesan data dengan teknologi komputer dan perangkat lunak pengolahan data sehingga dapat diterapkan untuk memproses data dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat. Penelitian Efisiensi Distribusi Data Penelitian dan pengembangan IPTEK dalam proses distribusi data perlu diselenggarakan terutama yang berkaitan dengan system on-line melalui internet. Teknologi penayangan peta bahkan analisis spasial secara on-line di internet saat ini sudah tersedia sehingga yang perlu dilakukan adalah penguasaan teknologi tersebut agar dapat diterapkan di setiap kastodian data. Penelitian dan pengembangan IPTEK juga perlu dilaksanakan untuk menunjang penerapan teknologi e-commerce agar penjualan data dan informasi spasial dapat dilaksanakan melalui internet secara on-line. Peningkatan Kualitas SDM Surta Mendorong peningkatan kualitas SDM di pusat maupun di daerah yang mampu dalam menyelenggarakan IDSN melalui partisipasi aktif dalam 44 - program sertifikasi oleh pihak yang berwenang - pelatihan-pelatihan yang bersertifikasi Promosi Kemampuan SDM nasional Mempromosikan standar kemampuan SDM nasional di bidang pengelolaan informasi geospasial yang berdaya saing internasional. Manajemen Penyelenggaraan IDSN Manajemen Penyelenggaraan IDSN dilaksanakan melalui Fora IDSN. Implementasi Fora IDSN dapat dilaksanakan dengan mengelompokkan jenis forum koordinasi sesuai dengan aspek-aspek yang diperlukan untuk disepakati oleh semua institusi yang terkait dalam kerangka disain pembangunan IDSN. Pengelompokkan Fora IDSN tersebut adalah Forum Koordinasi Kebijakan Forum ini ditujukan untuk mensinergikan kebijakan dan rencana strategis yang dilaksanakan pada semua institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum ini beranggotakan semua pimpinan institusi terkait dan sedikitnya 1 satu kali dalam 5 lima tahun melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka penyempurnaan Kebijakan dan Rencana strategis pada masing masing institusinya. 45 Forum Koordinasi Teknis Forum ini ditujukan untuk mensinergikan Program Tahunan yang dilaksanakan pada semua institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum-forum sejenis ini beranggotakan semua pimpinan unit pada institusi terkait, setingkat Eselon II dan sedikitnya 1 satu kali dalam setahun melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka penyempurnaan Program Tahunan yang akan dilaksanakan pada unit yang dipimpinnya. Forum ini dapat lebih dikembangkan dengan mengelompokkan sesuai dengan aspek aspek yang merupakan komponen IDSN. Tim Kerja Teknis Forum ini ditujukan untuk mensinergikan operasionalisasi Kegiatan yang dilaksanakan pada suatu institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum ini beranggotakan beberapa perwakilan dari institusi terkait, setingkat Eselon III dan melaksanakan pertemuan yang intensif dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan yang melibatkan beberapa instansi terkait dalam pelaksanaannya. Forum – forum lainnya Forum – forum koordinasi lainnya yang bersifat kemitraan institusional atau kerjasama internasional dalam rangka mendukung program pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. 46 BAB V P E N U T U P Dengan diterbitkannya buku ini semoga pembangunan IDSN di Indonesia mendapatkan percepatan dalam pengembangannya untuk mewujudkan amanat program nasional yang diemban oleh segenap unsur lintas pelaku yang ada di Indonesia. Uraian yang disusun dalam buku pedoman ini tentunya tidak akan mempunyai arti yang signifikan dalam kerangka pembangunan nasional manakala tidak ada etiket baik dari semua pihak terkait, guna mewujudkan kepemerintahan yang baik Good Governance. Untuk itu sangat diharapkan adanya pemenuhan komitmen dari semua pihak dalam rangka mewujudkan keinginan dan cita-cita pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan dan pemanfaatan data dan informasi spasial dalam kerangka IDSN. Karena dengan pemanfaatan dan mengoptimalan data dan informasi yang ada maka akan terjadi suatu efisiensi yang luar biasa. Pedoman-pedoman lainnya yang memperjelas dari semua komponen IDSN akan disusun dalam waktu yang tidak terlalu lama dan tidak terlepas dari peran serta semua unsur lintas pelaku. 47
Pengumpulandan penggunaan data yang handal dan valid . 6.4.1. Sekolah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan cara yang efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukti-Bukti Fisik Ringkasan Deskripsi Indikator Berdasarkan Bukti Fisik Dokumen Sekolah Pajangan Data Sekolah Papan Pengumuman Telepon Sekolah
ArticlePDF AvailableAbstractBusiness development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Erwin Setiawan on Mar 12, 2021 Content may be subject to copyright. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, 4/2 2020, 90-101 90 PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM PENGELOLAAN JARINGAN STUDI KASUS PT AJN Erwin Setiawan1, Laras Ijmania2 1,2 Program Studi lmu Komputer, Fakultas Sains dan Ilmu Komputer, Universitas Pertamina Jl. Teuku Nyak Arif Simprug, Jakarta Selatan, 12220, Indonesia E-mail , 2larasijmania ABSTRAK Pengembangan bisnis PT AJN Solusindo membuat teknologi komunikasi yang digunakan untuk melayanai kebutuhan pelangan menjadi semakin beragam. Pengelolaan jaringan merupakan salah satu upaya yang dilakukan PT AJN Solusindo untuk menjaga performansi layanan. Penelitian ini diawali dengan masalah performansi layanan yang tidak mencapai sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan jaringan yang ada dirasa belum cukup untuk membantu menjaga performansi layanan, karena penggunaan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal. Oleh karena itu, perlu dirancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu perusahaan meningkatkan performansi layanan. Metodologi yang akan digunakan dalam perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan adalah TOGAF ADM dan Service Oriented Architecture SOA. Fungsi pengelolaan jaringan disusun mengikuti referensi fungsi pengelolaan FCAPS. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan, dan observasi terhadap proses bisnis dan kondisi infrastruktur teknologi informsi yang sedang berjalan. Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang memenuhi kebutuhan perusahaan untuk membantu meningkatkan performansi layanan. Kata kunci Rancangan infrastruktur teknologi informasi; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. ABSTRACT Business development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Keywords The design of information technology infrastructure; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 91 1. PENDAHULUAN PT AJN adalah perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi TIK dan memiliki portofolio layanan yang beragam. Portofolio layanan AJN terbagi menjadi lima kelompok layanan, yaitu Satellite Solution, Connectivity, Internet, managed services, dan Industry-Based and In-Building ICT Solution. Satu kelompok layanan terbagi menjadi beberapa layanan. Keragaman portofolio layanan membuat teknologi komunikasi data yang dioperasikan dan dikelola oleh PT AJN menjadi semakin beragam. Elemen jaringan yang dikelola terbagi menjadi empat kelompok besar yaitu HUB VSAT, router, switch, dan GPON. Setiap elemen jaringan dikelola oleh sistem pengelolaan jaringan yang terpisah. Berdasarkan data performansi tahun PT AJN 2018 terdapat gangguan-gangguan yang menyebabkan elemen jaringan tidak mencapai target tingkat layanan yaitu Dari elemen jaringan tersebut, dua di antaranya adalah HUB VSAT. Hal ini dapat mengancam kelangsungan bisnis, mengingat VSAT adalah elemen jaringan yang memiliki populasi pelanggan paling tinggi dan merupakan sumber pendapatan terbesar perusahaan. Selain itu, berdasarkan laporan trouble ticket terdapat pencapaian sasaran kinerja direktorat Operation pencapaian first level handling, second level handling, dan mean time to repair MTTR masih di bawah target yang ditetapkan. Masih terdapat Satellite Solution yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan, memiliki availability di bawah 90% pada periode waktu tertentu. Permasalahan tidak tercapainya target performansi layanan disebabkan oleh berbagai faktor. Penulis mengelompokan penyebab tidak tercapainya target performansi layanan ke dalam lima kelompok masalah, yaitu teknologi, proses, sumber daya manusia, wilayah geografis, dan sistem pengelolaan jaringan. Dari lima kelompok masalah tersebut sistem pengelolaan jaringan dipilih sebagai penyebab yang menjadi fokus penelitian. Sistem pengelolaan jaringan dianggap tidak optimal, karena pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal, sehingga tidak dapat membantu menjaga performansi layanan. 2. METODE PENELITIAN Infrastruktur teknologi informasi adalah sekumpulan peralatan fisik dan aplikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan seluruh organisasi. Selain itu infrastruktur TI juga merupakan sekumpulan layanan perusahaan yang didanai oleh manajemen dan mencakup kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan teknis Laudon, 2013. Menurut Robertson dan Sribar 2011 karakteristik dari infrastruktur adalah pemakaiannya lebih luas, lebih statis dan permanen dari struktur di atasnya, seringkali terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya. Infrastruktur juga seringkali diperhitungkan sebagai layanan, dan terpisah dari struktur yang didukungnya dalam hal siklus hidup, kepemilikan, dan sumber daya manusia yang menjalankannya Pengelolaan jaringan network management mengacu pada aktivitas, metode, prosedur, dan peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan, administrasi, dan provisioning dari sistem-sistem yang saling berhubungan Clemm, 2007. Menurut Eritasari 2002 tiga kunci sukses untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi jaringan adalah kualitas sumber daya manusia, proses yaitu serangkaian aturan dan panduan dalam melakukan kegiatan pengelolaan jaringan, dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Eritasari 2002 menjelaskan pengelolaan jaringan yang baik hendaknya mampu mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, menjaga kehandalan jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting gangguan, melakukan pemonitoran, dan menyediakan pelaporan. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 92 Model referensi dalam pengelolaan jaringan memberikan panduan dan mengarahkan pengelolaan jaringan Clemm, 2007. Model referensi dapat membantu pengecekan kelengkapan sistem pengelolaan atau infrastruktur operation support. Salah satu model referensi yang ada adalah model referensi yang mengacu pada area fungsional FCAPS. Model FCAPS terdiri dari lima area fungsional, di antaranya fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management. FCAPS tertuang dalam rekomendasi ITU-T nomor Salah satu nilai bisnis dari implementasi FCAPS adalah Kemampuan untuk memprediksi, oleh sebab itu dapat mengatasi masalah pada performansi dan meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna layanan Goyal, 2009. Area fungsional FCAPS juga digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Nuangjamnong 2008, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kapasitas dan performansi layanan. Penelitian yang dilakukan Nuangjamnong 2008 diawali adanya pertumbuhan tinggi pada jaringan enterprise, yang membuat kapasitas dan performansi jaringan menjadi hal yang sangat penting, baik bagi bisnis organisasi maupun bagi industri telekomunikasi. Penelitian merekomendasikan integrasi antara OSI network management model NMM dengan FCAPS, dalam rangka memenuhi kebutuhan pemenuhan standar pengelolaan kapasitas dan performansi. Komponen dasar dari pengelolaan jaringan adalah management support organization, sistem pengelolaan management system, jaringan pengelolaan management network, dan peralatan jaringan network devices Clemm, 2007. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Komponen Dasar Pengelolaan Jaringan Sumber Clemm, 2007 Management system dan management network adalah peralatan-peralatan yang digunakan penyedia jaringan untuk mengelola jaringan. Management network digunakan untuk menghubungkan sistem pengelolaan dengan elemen jaringan yang dikelola. Untuk mengelola jaringan diperlukan sebuah enterprise yang memiliki kompatibilitas sistem operasi, basis data, arsitektur jaringan, mendukung sistem pengelolaan jaringan yang bersifat vendor specific, mendukung protokol pengelolaan jaringan, dan sistem peringatan, tanggapan dan pelaporan alarm Eritasari, 2002. Enterprise architecture EA adalah sebuah struktur yang menyelaraskan bisnis dan TI dalam suatu enterprise. Integrasi antara bisnis dan TI memegang peranan penting bagi sebuah enterprise untuk mencapai keunggulan kompetitif Rouhani et al., 2013. Saat ini tersedia berbagai metodologi implementasi EA. Mengetahui kelemahan dan kekurangan suatu metodologi memegang peranan penting dalam memilih metodologi yang tepat untuk suatu proyek pengembangan EA Rouhani et al., 2013. Dua literatur perbandingan kerangka kerja EA yang dijelaskan pada penelitian ini adalah perbandingan yang dilakukan oleh Rouhani et al Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 93 2013 yang berjudul “A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodology” dan Session 2007 yang berjudul “A Comparison of the Top Four Enterprise-Architechture Methodologies”. Rouhani et al. 2013 membandingkan berbagai metodologi implementasi EA, di antaranya Enterprise Architecture Planning EAP, TOGAF, The Department of Defense Architecture Framework DODAF, Gartner, dan The Federal Enterprise Architecture FEA. Kesimpulan dari perbandingan yang dilakukan adalah, tidak ada metodologi implementasi EA yang lengkap. TOGAF memiliki nilai tertinggi pada semua aspek, akan tetapi masih perlu adanya penurunan kompleksitas proses dan modeling. Tabel 1 Perbandingan Enterprise Architecture Sumber Rouhani et al, 2013 Session 2007 membandingkan kerangka kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner didasarkan pada 12 kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel perbandingan Sessions 2007, TOGAF memiliki rating tertinggi pada kelengkapan proses, netralitas vendor, dan ketersediaan informasi. Selain itu, TOGAF juga memiliki nilai time to value yang tinggi, sehingga organisasi dapat lebih cepat merancang arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perbandingan Rouhani et al. 2013 dan Sessions 2007, maka penelitian ini akan menggunakan metodologi Architecture Development Method ADM TOGAF sebagai kerangka kerja dalam merancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Tabel 2 Perbandingan Kerangka Kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner Sumber Session, 2007 Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 94 ADM adalah metode untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang merupakan inti dari TOGAF Open Group, 2011. ADM digunakan untuk mengembangkan EA yang akan memenuhi kebutuhan bisnis dan kebutuhan teknologi informasi yang dibutuhkan oleh organisasi Zhao, 2010. ADM menggunakan pendekatan langkah demi langkah untuk mengembangka dan menggunakan arsitektur enterprise. ADM bersifat iteratif, yaitu sebuah proses yang berkesinambungan, bersiklus, dan diulangi sepanjang waktu. Siklus dari ADM dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 2 Siklus Pengembangan Arsitektur Sumber TOGAF, 2011 Setelah mempelajari berbagai literatur dan penelitian terdahulu yang dirasa relevan, kerangka teoretis yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ditunjukan pada Gambar 5. Gambar 3 Kerangka Teoritis Penelitian Prinsip-prinsip bisnis perusahaan yang berhasil diidentifikasi akan menentukan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi-fungsi Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 95 pengelolaan jaringan akan menjadi landasan bagi rancangan visi arsitektur sistem pengelolaan jaringan. TOGAF ADM, SOA dan stakeholder requirement akan menentukan rancangan arsitektur pengelolaan jaringan perusahaan. Selanjutnya infrastruktur TI pengelolaan jaringan dirancang berdasarkan rancangan arsitektur yang telah ditentukan. Penelitian ini terdiri dari 11 tahapan, mulai pengumpulan data awal sampai dengan penarikan simpulan. Pengumpulan data awal dilakukan untuk mendefinisikan masalah dan menyusun pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara kepada para pemangku kepentingan dan observasi terhadap berbagai dokumen perusahaan dan kondisi sistem pengelolaan jaringan yang sedang berjalan. Hasil interpretasi data wawancara kemudian menjadi masukan bagi perancangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM. Metode penarikan kesimpulan yang digunakan adalah penalaran induktif. Tahap-tahap penelitian digambarkan ditunjukan pada Gambar 4. Gambar 4 Metodologi Penelitian Dalam setiap tahapan TOGAF, dilakukan analisis terhadap kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada sistem dan teknologi informasi. Hasil analisis dituangkan dalam tabel kesenjangan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi. Tabel kesenjangan aplikasi digunakan untuk merancang portofolio aplikasi yang dibutuhkan untuk sistem pengelolaan jaringan. Usulan infrastruktur teknologi informasi didasarkan pada tabel kesenjangan teknologi informasi yang merupakan perbandingan antara infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki saat ini dan infrastruktur teknologi informasi yang diharapkan. Kesenjangan aplikasi dapat dilihat pada Tabel 3, sementara kesenjangan infrastruktur teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 4. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 96 Tabel 3 Analisis Kesenjangan Aplikasi Tabel 4 Analisis Kesenjangan Infrastruktur Teknologi Informasi Setelah dilakukan analisis terhadap kebutuhan dan kondisi saat ini, maka strategi yang dilakukan untuk mewujudkan rancangan infrastruktur teknologi infromasi sistem pengelolaan jaringan diantaranya menghapus erase sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang yang sudah tidak dibutuhkan, mempertahankan dan mengelola retain sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang masih dibutuhkan, dan menambahkan add sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang dibutuhkan namun saat ini tidak dimiliki oleh Perusahaan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Hasil rancangan direpresentasikan dalam arsitektur aplikasi, topologi logis infrastruktur, topologi fisik infrastruktur jaringan sistem pengelolaan jaringan. Rancangan portofolio aplikasi, topologi jaringan dan infrastruktur didasarkan pada analisis kesenjangan terhadap aplikasi dan teknologi informasi. Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat dilihat pada tabel kesenjangan aplikasi Tabel 3. Perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dilakukan mengikuti tahapan Architecture Development Model ADM TOGAF. Penelitian ini hanya melaksanakan ADM process sampai tahap arsitektur teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ini bertujuan untuk merancang infrastruktur teknologi informasi, tidak mencakup implementasi infrastruktur yang telah dirancang. Perancangan infrastruktur teknologi informasi melalui tahap-tahap persiapan penelitian, fase preliminary, fase visi arsitektur, fase arsitektur bisnis, fase arsitektur sistem informasi, dan fase arsitektur teknologi. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 97 Pada tahap persiapan penelitian dilakukan wawancara dan observasi terhadap sistem pengelolaan yang sedang berjalan. Wawancara dilakukan kepada pemangku kepentingan dan Manager Network Operation Support perusahaan sejenis. Wawancara pertama dilakukan pada Chief Operating Officer COO dan direktur Operation. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi prinsip-prinsip bisnis perusahaan. Wawancara kepada Manager Network Operation Support perusahaan sejenis dilakukan untuk mengetahui fungsi pengelolaan jaringan yang digunakan. Pada tahap ini berhasil ditetapkan fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan mengacu pada model FCAPS. Fase Preliminary kemudian dilakukan untuk menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan COO, Direktur Operation, dan Stakeholders sistem pengelolaan jaringan. Dari hasil analisis ini dihasilkan 18 prinsip-prinsip bisnis perusahaan, Direktorat Operation sebagai unit bisnis yang akan dijadikan fokus dalam penelitian, kerangka kerja yang akan digunakan, dan identifikasi dan pemetaan stakeholders, concern, requiemrent, dan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Pada fase ini berhasil diidentifikasi Sembilan stakeholders, enam concern, dan 15 requirements. Lima dari 18 prinsip bisnis yang telah diidentifikasi kemudian dipilih sebagai landasan untuk menyusun prinsip-prinsip arsitektur. Prinsip-prinsip arsitektur akan mendasari pengembangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan, terdiri dari 10 prinsip, yang dikelomopokan ke dalam 4 domain yaitu prinsip bisnis, prinsip aplikasi, prinsip data, dan prinsip aplikasi. Setiap prinsip kemudian dijelaskan nama, statement, rationale, dan implication nya Berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan, selanjutnya dirancang visi arsitektur. Visi arsitektur yang dirancang meliputi fungsi-fungsi sistem pengelolaan jaringan yang terdiri dari fungsi fault management, configuration inventory, performance management, utilized resource, dan security management. Visi arsitektur yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara mengurangi waktu downtime melalui fungsi fault management, mengontrol elemen jaringan melalui fungsi configuration management, memprediksi performansi layanan melalui fungsi performance management, meningkatkan keamanan jaringan melalui fungsi security management, dan mengelola kapasitas jaringan melalui fungsi utilized resurce management. Arsitektur bisnis dirancang berdasarkan visi arstitektur yang telah dirancang. Business Footprint disusun untuk menggambarkan hubungan antara sasaran bisnis, proses bisnis, dan fungsi-fungsi bisnis. Fungsi-fungsi bisnis diturunkan dari fungsi sistem pengelolaan jaringan yang sudah ditetapkan pada visi arsitektur. Pada business footprint sistem pengelolaan jaringan berhasil diidentifikasi empat proses bisnis utama dan 13 fungsi bisnis. Proses bisnis utama yang ada saat ini kemudian dianalisis, untuk menemukan masalah pada proses bisnis yang dapat berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan stakeholder dalam meningkatkan performansi layanan. Terdapat sembilan masalah yang berhasil diidentifikasi pada proses bisnis existing. Proses bisnis baru kemudian diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut. Strategi perubahan proses bisnis dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip business process redesign untuk e-business El Sawi, 2000. Strategi yang dilakukan adalah vitrify, Digitize and Propagate, Sensitize, Loose wait, Analyze and synthesize. Fungsi-fungsi bisnis yang sudah diidntifikas kemudian dipetakan interaksinya. Pemetaan interaksi bisnis menghasilkan delapan layanan, dari layanan-layanan tersebut kemdian ditentukan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung layanan tersebut. Perancangan arsitektur sistem informasi terdiri dari perancangan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur aplikasi dirancang dengan melakukan analisis terhadap portofolio aplikasi existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur aplikasi baru. Identifikasi Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 98 kebutuhan aplikasi dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap fungsi bisnis yang sudah disusun pada business footprint dan aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi, aplikasi baru yang perlu dikembangkan adalah aplikasi Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Aplikasi yang perlu ditingkatkan adalah proNMS, dan aplikasi yang akan dihapuskan adalah The Dude dan OSS. Arsitektur data dirancang dengan melakukan analisis terhadap data existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur data baru. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan cara memetakan layanan yang diidentifikasi pada arsitektur bisnis terhadap data-data yang dibutuhkan. Data-data untuk mendukung layanan diturunkan dari informasi yang digambarkan pada pemetaan interaksi bisnis. Data-data yang diperlukan, usulan aplikasi, dan layanan dipetakan ke dalam diagram diseminasi data. Berdasarkan strategi yang telah dilaksanakan maka disusun Portofolio Aplikasi yang merupakan gambaran dari asitektur sistem informasi yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung pengelolaan jaringan pelanggan. Usulan arsitektur sistem informasi berupa portofolio aplikasi digambarkan ke dalam Mc Farlan’s grid Ward and Peppard,2002. Aplikasi-aplikasi yang diperlukan pada sistem pengelolaan jaringan dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Usulan Portofolio Aplikasi Aplikasi Operation Dashboard dan NewProNMS diletakan pada kuadran strategic, karena aplikasi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan mencapai sasaran strategis Perusahaan. Aplikasi Delivery Management dan Logistic merupakan otomasi pencatatan proses pasang baru dan pencatatan aset produksi, kedua aplikasi tersebut masuk ke dalam kuadran support. Aplikasi iMonitor, NMS Shiron, dan CACTI merupakan aplikasi untuk kegiatan operasional sehari-hari, dan masuk ke dalam kuadran key operational. Perancangan arsitektur teknologi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap arsitektur data existing, identifikasi kebutuhan, dan merancang arsitektur teknologi baru. Analisis dilakukan pada infrastruktur teknologi existing yang mencakup data center, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan. Identifikasi kebutuhan didasarkan pada masalah yang ada pada infrastruktur saat ini dan rancangan arsitektur yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil perancangan arsitektur teknologi adalah katalog standar teknis, usulan topologi logis, dan usulan topologi fisik infrastruktur sistem pengelolaan jaringan. Rancangan arsitektur teknologi baru didasarkan pada service oriented architecture SOA. Topologi logis sistem pengelolaan jaringan menunjukan koneksi antara satu perangkat infrastruktur dengan lainnya. Topologi logis dapat dilihat pada Gambar 6. Topologi ini diusulkan berdasarkan strategi yang telah ditetapkan pada tabel kesenjangan infrastruktur teknologi informasi pada Tabel 4. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 99 Pada Gambar 6 semua aplikasi saling terhubung melalui sebuah middleware. Antar muka antara aplikasi ke middleware menggunakan web service. Tujuan utama dari digunakannya middleware adalah untuk membuat arsitektur lebih mudah dikembangkan jika terdapat penambahan atau pengurangan teknologi di masa yang akan datang. Data-data yang dihasilkan melalui pooling terhadap Network Element akan secara periodik dan terotomasi dikirim dan dianalisis oleh aplikasi-aplikasi pengelolaan jaringan. Topologi fisik dari arsitektur teknologi dirancang untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan sistem pengelolaan jaringan. Topologi fisik usulan dapat dilihat pada Gambar 7. Topologi fisik ini merupakan hasil jika strategi yang telah ditetapkan pada hasil analisis kesenjangan teknologi informasi pada Tabel 4. Komponen-komponen infrastruktur teknologi informasi yang perlu ditambahkan berdasarkan kebutuhan adalah firewall, server cadangan, jaringan cadangan backup link, dan server basis data yang diletakan di server farm. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa setiap lokasi dihubungkan minimal oleh dua jaringan, yaitu jaringan utama dan jaringan backup. Server farm utama terdapat di lokasi Network Operation Center NOC Jakarta 1 dan backup server farm berada di lokasi Jakarta PoP 4. Setiap server farm dilengkapi oleh sebuah firewall untuk meningkatkan sistem pengelolaan jaringan. Untuk mewujudkan infrastruktur teknologi usulan dan yang ada saat ini, dilakukan analisis kesenjangan. Analisis kesenjangan untuk arsitektur aplikasi dapat dilihat pada tabel 3. Fase terakhir dalam penelitian ini adalah fase Opportunities and Solution. Pada fase ini dilakukan analisis kesenjangan terhadap arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Analisis kesenjangan dilakukan untuk mengetahui mana aplikasi atau teknologi yang akan dipertahankan retain, ditingkatkan upgrade, dihapus erase, dan dibuat baru add. Pada fase ini juga disusun rancangan solusi untuk mengatasi masalah pada arsitektur teknologi. Solusi yang diusulkan adalah pengadaan server backup, server database, firewall, dan backup link. Gambar 6 Arsitektur Topologi logis Usulan Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 100 Gambar 7 Rancangan Topologi Gabungan Usula SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat meningkatkan performansi layanan. Penelitian ini menetapkan FCAPS fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management sebagai fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan. Perancangan visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi didasarkan pada fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan. Rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara menghasilkan sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu dalam mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting dalam penanganan gangguan, melakukan pemonitoran jaringan, dan menyediakan pelaporan secara cepat dan akurat. Hasil rancangan infrastruktur mengusulkan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi baru yaitu NewProNMS, Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Selain itu pada tahap ini juga disusun topologi logis dan fisik dari topologi infrastruktur teknologi sistem pengelolaan jaringan bagi seluruh pengguna di berbagai lokasi kerja. Arsitektur teknologi yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara meningkatkan kehandalan sistem pemonitoran dan pengontrolan elemen jaringan, dan meningkatkan keamanan jaringan. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 101 DAFTAR PUSTAKA [1] PT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat Operation [2] Clemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco Press [3] Eritasari, Indah. 2002. Perencanaan Infrastruktur Jaringan Komputer PT Telkom Divre 2. Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Magister Teknologi Informasi [4] Goyal, P. 2009. FCAPS in the Business Services Fabric Model. Infrastructures for Collaborative Enterprises. [5] Nuangjamnong, C., & Maj, P. S., & Veal, D. 2008. The OSI Network Management Model – Capacity And Performance Management. International Conference on Management Of Innovation and Technology, pp. 1266 - 1270. [6] Rouhani, D. B., & Mahrin, & Nikpay, F., & Nikfard, P. 2013. A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodologies. International Conference on Informatics and Crative Multimedia. [7] Sessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Inc. [8] The Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group. [9] Zhao, L., & Yao, K. 2010. The Use of ADM for SOA Design. International Conference on Educational and Information Technology, pp. 302 - 306. [10] Ward, J., & Peppard, J. 2002, Strategic Planning for Information System, 3rd edition, West Sussex – England Jhon Wiley & Sons, Ltd. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ZhaoQing YaoService-oriented architecture SOA provides the flexibilities of dynamically composing business processes through the links of services. But how to analyze and design to achieve this architecture in large-scale IT environments does not have a matured method. In this paper, we present a method based on Architecture Development Method ADM. A SOA based system “ the Intelligent Platform of Virtual Travel Agency ”IPVTA was researched and designed, implemented and obtain good the rapid growth of large enterprise networks, capacity and performance management issues are becoming increasingly important to both business organizations and the telecommunication industry. Capacity and performance management techniques and methods provide guidance on how to plan, justify and manage network resources. Inappropriate planning for capacity and performance may lead to wasted resources resulting in unnecessary cost, or lack of resources resulting in poor network performance or even the unavailability of IT services. Moreover, it is not uncommon for networks to be equipped with devices from different vendors which potentially add to complexity. Resource management may be assisted by using a network management framework. The OSI Network Management Model NMM is the standard model and provides a conceptual framework for organizing a diverse range of network resources. This paper is an analysis of the OSI NMM to evaluate its use within large enterprise networks focusing upon capacity and performance Trouble Ticket Management OSSPt Ajn SolusindoPT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat OperationNetwork Management FundamentalA ClemmClemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco PressA Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture MethodologiesR SessionsSessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Version The Open GroupThe Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group.
sebagaialat komunikasi pengelola data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan informasi, serta membantu pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau gambaran kondisi kesehatan secara utuh dan berdasarkan bukti. Aplikasi "SIKDA Generik" merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan, sehingga
Você já parou para pensar na quantidade de informações com as quais a sua empresa lida diariamente? O que você faz com o volume de dados que chega até a sua empresa? Realizar a gestão de informação vai garantir que esse material seja melhor aproveitado para a conquista dos seus objetivos. Mas, afinal, o que é gestão da informação? Como fazer a gestão da informação? Qual é a importância da informação para as organizações? Essas e outras perguntas serão respondidas ao longo deste post! Acompanhe! A gestão da informação é o conjunto de práticas usadas para coletar, armazenar, organizar e utilizar os dados que circulam pela empresa todos os dias. A partir daí, a organização pode usá-los para diversos fins, tais como otimização de processos; identificação de problemas; avaliação de oportunidades de mercado; conhecimento sobre clientes; para a tomada de decisão nas empresas. Esclarecendo o que é informação para as empresas? Informação, no contexto empresarial, se refere a todos os dados que geram valor para o negócio. São registros de fatos, acontecimentos e inputs que ajudam a organização a identificar padrões, gargalos e oportunidades de melhoria em seus processos. Com base nas informações empresariais, é possível validar estratégias, orientar decisões e reduzir incertezas, posicionando os negócios de forma mais sólida no mercado. Você já ouviu a afirmação de que “Dados são o novo petróleo”? A frase se encaixa perfeitamente no contexto da gestão da informação. Empresas que sabem como receber e internalizar seus dados ou informações têm em mãos um ativo intangível e muito valioso, já que gera desenvolvimento e transformação. Na prática como funciona a gestão da informação? A gestão da informação e do conhecimento envolve a organização de dados sobre processos, clientes, sobre o mercado e todas as demais áreas que forem de interesse da empresa. Como pontuamos anteriormente, o objetivo da gestão de informação é permitir que a empresa tenha mais embasamento para a tomada de decisão, independente da área, setor, porte ou objetivo. O uso de dados é uma das formas mais seguras de observar os diversos processos de uma empresa e identificar gargalos e oportunidades. Também contribui para a identificação de oportunidades e ameaças no mercado. Para a otimização de atividade e fluxos de tarefas. Por meio do gerenciamento de informações, você conhece mais sobre seus clientes e se relaciona melhor com eles. De fato, a retenção de clientes é 14% maior entre as empresas que investem em big data e analytics. Big Data O big data é a área que estuda como tratar, analisar e obter informações a partir de conjuntos de dados. Afinal, não basta reunir dados e informações, é preciso saber o que fazer com eles, ou seja, como ler o que eles indicam e como tomar decisões a partir disso. Por meio da gestão da informação, a empresa reduz a chance de erros e amplia a agilidade com a qual identifica oportunidades e problemas, aumentando também a eficiência na busca por soluções. Não podemos deixar de lado a ideia de que um sistema de gerenciamento da informação deve garantir a segurança de todo esse conhecimento. Logo, além de responder o que é gestão da informação, é indispensável compreender como fazer a gestão da informação. Resumindo importância da gestão da informação nas empresas No tópico anterior, destacamos o quanto a gestão da informação impacta positivamente no embasamento de tomadas de decisão com agilidade e confiabilidade. Além disso, pontuamos que o tratamento de dados reduz as chances de erro, o que, consequentemente, otimiza o uso de recursos financeiros no negócio. Entende como a gestão da informação funciona como um fio condutor da estratégia corporativa? Quando bem feito, esse gerenciamento traz fluidez aos processos, que tendem a ocorrer de forma integrada e bem-sucedida. Gestão de dados para que serve a política de segurança da informação? Quando falamos em gestão da informação, não podemos deixar de pontuar a segurança dos dados. Afinal, é fundamental tratar de forma responsável e cuidadosa as informações coletadas de fontes tão diversas. Não à toa, a Lei Geral de Proteção e Uso de Dados LGPD traz tantas discussões acerca dos direitos e deveres das empresas sobre a manipulação das informações cedidas por clientes e usuários de serviços. Entretanto, o cuidado com a gestão da informação também deve ser fortalecido no ambiente interno, com ações que envolvam diretrizes sobre como os funcionários devem tratar os dados; restrições e permissões sobre o acesso a determinados conteúdos; uso de dispositivos móveis/internet como ferramentas de trabalho; criptografia de dados internos; auditoria dos sistemas; etc. Todos os direcionamentos relacionados a estes e outros aspectos precisam ser cuidadosamente desenhados e disponibilizados amplamente pelas organizações, promovendo participação e entendimento de todo o time de colaboradores; preservação da integridade das informações da empresa; proteção, por parte da empresa, das informações de terceiros sob sua propriedade. Princípios da Segurança da Informação Para estabelecer um padrão orientativo e assegurar que as medidas tomadas pelas empresas sejam efetivas, estabeleceu-se 3 princípios-chave relacionados ao tema. A seguir, você conhece cada um deles. 1- Confidencialidade O primeiro princípio diz respeito à confidencialidade das informações, ou seja, o dever da empresa de controlar o acesso aos dados fornecidos à empresa. 2- Integridade O segundo ponto é o princípio da integridade. Ele determina que as informações cedidas não sejam alteradas de forma indiscriminada, mantendo-se corretas e confiáveis. 3- Disponibilidade Por fim, o princípio da disponibilidade defende que os dados estejam sempre disponíveis para acesso e uso de pessoas autorizadas. Estes princípios devem ser adotados por quaisquer órgãos que recebem ou coletam dados para gerenciar internamente. Isso vale para instituições bancárias, lojas, empresas B2B, e-commerces etc. Aproveite o momento para assistir a esta breve palestra no TedX Petrópolis sobre o valor dos dados e a importância da privacidade em tempos digitais Benefícios da gestão de informações Até aqui, você viu que a gestão de informações traz uma série de benefícios e vantagens às corporações. Para facilitar sua visualização e estimular a adoção de práticas relacionadas a este tema, compilamos os principais pontos fortes do gerenciamento de dados nas empresas. Mais produtividade na operação times que trabalham orientados por dados e informações tendem a ser mais produtivos, reduzindo o tempo de entregas/resolução de demandas e ampliando o índice de satisfação com os resultados; Alinhamento na comunicação informações gerenciadas de forma transparente e acessível promovem a unificação no entendimento sobre o negócio. Consequentemente, diferentes equipes passam a trabalhar naturalmente de forma coordenada, reduzindo os ruídos e simplificando a comunicação entre áreas; Decisões estratégicas melhor embasadas ao consultar a base de conhecimento da empresa e o diretório de informações estratégicas internas e externas, gestores e lideranças conseguem uma visão sistêmica de questões relacionadas ao negócio, o que possibilita decisões estratégicas melhor embasadas; Mais satisfação para o cliente se a gestão de informação for direcionada ao atendimento ao cliente, é possível identificar padrões comportamentais e compreender, de forma precisa, aquilo que o consumidor busca em uma experiência de compra; Antecipação de tendências da mesma forma, a análise de dados pode ajudar a antecipar tendências de consumo e até a prever crises e gargalos; Redução de custos ao gerenciar informações de maneira satisfatória, as empresas conseguem reduzir falhas, otimizar processos e, consequentemente, aproveitar de forma efetiva os recursos disponíveis para as diferentes frentes do negócio. Vantagens da Gestão da Informação para as empresas Ajustar as operações de experiência do cliente, otimizar a produtividade na empresa e compreender o padrão comportamental do consumidor a partir de pontos de contato com o negócio também impactam positivamente nos indicadores do negócio. Afinal, todos os benefícios conquistados com a gestão informacional têm, como objetivo, estreitar a relação cliente-empresa, transformando a experiência de compra em um momento de satisfação e encantamento. Com isso, é possível identificar melhorias em KPIs estratégicos do negócio, tais como fidelização de clientes; ticket médio; CAC Custo de Aquisição de Clientes; etc. Leitura complementar 8 indicadores de vendas para acompanhar e gerenciar Como fazer a gestão da informação 7 passos estratégicos É claro que você vai precisar de tecnologia ao seu lado para coletar, armazenar e organizar todos os dados que chegam até a sua empresa. Falaremos sobre sistema de gerenciamento da informação ao longo deste artigo. Entretanto, além de uma boa ferramenta de gestão, sua empresa também precisa de planejamento e uma série de outros cuidados para que tudo isso funcione da forma adequada. Então, como fazer a gestão da informação? Siga o passo a passo Crie uma cultura organizacional que prioriza os dados Integre as ferramentas que a sua empresa usa Implemente o Business Intelligence na sua empresa Garanta a integridade dos dados Defina regras de controle de acesso Preocupe-se com a qualidade da comunicação interna Tenha ao seu lado um sistema de gerenciamento da informação A seguir, compreenda como aplicar cada uma dessas etapas para fazer a gestão da informação. 1. Crie uma cultura organizacional que prioriza os dados Criar uma cultura organizacional que valorize a gestão de dados fará com que todos os colaboradores se comprometam em cuidar dessas informações. De fato, as pessoas que trabalham dentro da sua empresa, em cada setor, lidam diretamente com grande parte dos dados que chegam até a organização. Sejam dados de clientes, de atendimento, vendas, marketing ou de processos. Geralmente, uma parte significativa dessas informações passa pelas mãos de quem trabalha na empresa. Com o volume alto de atividades diárias, é fácil esquecer de atualizar alguma informação ou perder dados de clientes, por exemplo. Tentando evitar que isso aconteça, a gestão de dados deve fazer parte da cultura da empresa. Todos devem entender por que armazenar as informações é algo importante, O primeiro passo é, realmente, usar os dados e informações no dia a dia. Se a única coisa que você faz com os dados é coletar e armazenar, esse processo se torna um a etapa cansativa e desnecessária para grande parte das pessoas que precisam comprá-la. A gestão de informação também envolve o uso estratégico dos dados para a melhoria dos setores, processos e resultados. 2. Integre as ferramentas que a sua empresa usa Uma das formas de tornar a coleta e armazenamento de dados mais ágil é integrar as ferramentas que a sua empresa usa. A Zendesk, por exemplo, tem uma ferramenta de atendimento ao cliente e um CRM de vendas que podem ser integrados a sistemas como Facebook Ads Leads. Por meio da funcionalidade, os leads capturados nas ações que usam a ferramenta são direcionados ao Zendesk automaticamente. Na prática, a cada nova resposta em um formulário do Facebook Lead Ads, é criado, automaticamente, um ticket no Zendesk. Esse é apenas um exemplo de como o uso de ferramentas integradas vai contribuir para que as informações não se percam e possam ser concentradas em um local seguro, sem demandar mais tempo da sua equipe. Em suma, garantir que os sistemas que a sua empresa usa possam ser integrados vai permitir uma gestão de informação mais segura e simples. 3. Implemente o Business Intelligence na sua empresa Business Intelligence, ou inteligência de negócios, é o nome dado a um conjunto de ações empresariais que transformam grandes quantidades de dados em informações relevantes. Como falamos acima, não basta coletar e arquivar informações, é preciso usá-las constantemente na sua empresa para a tomada de decisões e para identificação de áreas que precisam de melhorias, por exemplo. Quando falamos sobre BI no atendimento ao cliente, por exemplo, podemos usar os dados, continuamente, para identificar o perfil de consumidor que busca por sua oferta quais demandas não estão sendo atendidas pelo mercado reclamações mais comuns tempo de vida do cliente dentro da empresa, e mais. Tudo isso pode – deve – ser usado para gerar insights sobre áreas que precisam ser priorizadas dentro da empresa, processos que devem ser modificados e mais. Para isso, eles devem mostrar resultados de ações passadas e indicações para o futuro. Isso é a gestão inteligente de negócios, ou BI. 4. Garanta a integridade dos dados Quando dados perdem a sua integridade, as decisões da sua empresa também ficam comprometidas, porque passam a ser tomadas a partir de informações erradas. Por isso, um dos cuidados de como fazer a gestão da informação deve ser voltado para a garantia dessa integridade. Ou seja, para a garantia de que os dados armazenados são confiáveis e não sofrem interferências externas. Em resumo, garanta que o conhecimento não será comprometido por qualquer razão que seja. Usar ferramentas seguras, que te ajudam a reunir e monitorar os dados e informações, vai contribuir para que haja segurança de dados, entretanto, esteja sempre monitorando cada informação que entra no sistema para garantir que, quando você precisar, poderá usá-la com segurança. 5. Defina regras de controle de acesso Pode ser que você esteja pensando sobre o perigo das informações da sua empresa e dos dados que ela tem, caírem em mãos erradas. Vazamentos de dados geram manchas irreparáveis na história de uma empresa. Por isso, criar um sistema que define as regras de acesso, estabelecendo quem pode e quem não pode acessar determinados conjuntos de informação, é vital. Crie regras de acesso e estabeleça quem pode e quem não pode visualizar determinados dados. Inclua um sistema de segurança que vai proteger seus dados de ciberataques. Lembre-se de considerar também a segurança das informações físicas, como contratos. 6. Preocupe-se com a qualidade da comunicação interna O que seria da informação sem a comunicação? Nada! Parte da informação que queremos conhecer e gerenciar está na comunicação interna. O compartilhamento de informação sobre clientes, por exemplo, entre o setor de vendas e de atendimento, precisa ser coletado, armazenado e usado para melhorar a experiência do cliente e otimizar os resultados dos setores. Fazendo uma conexão com a dica anterior, vale lembrar que canais de comunicação integrados são essenciais para a manutenção e integridade dos dados coletados pela empresa. Sobre esse assunto, indicamos que você acesse o conteúdo exclusivo “Confira 5 exemplos de comunicação interna assertiva para aplicar na sua gestão”. 7. Tenha ao seu lado um sistema de gerenciamento da informação Falamos sobre ele o artigo todo, e só agora chegou a hora de aprofundarmos nosso conhecimento sobre a escolha de um sistema de gerenciamento da informação. O comportamento do mercado mudou e investir em tecnologia não é mais um diferencial, mas uma necessidade vital para empresas que desejam se manter competitivas. Junto com a tecnologia, o uso de dados e a gestão da informação se mostraram importantes ativos da empresa para um processo de melhoria contínua e desenvolvimento do negócio. Por meio das ferramentas certas, a coleta, armazenamento e uso dos dados acontecem de forma mais inteligente e eficaz. Por meio da automação, muitos dados são reunidos em conjunto de informações que vão contribuir para os objetivos estratégicos do negócio. Dentro do software de suporte ao cliente da Zendesk sua empresa tem acesso a uma ferramenta de relatórios e análise que usa dados para mensurar e aprimorar toda a experiência do cliente. Comece a gerenciar suas informações agora mesmo! Investir em soluções capazes de melhorar essa área se torna uma prioridade para os negócios. Isso também é visto em dados como o do relatório da Forrester que indica que 72% das empresas dizem que melhorar a experiência do cliente é sua principal prioridade. Por meio da tecnologia, soluções de atendimento ao cliente facilitam o acesso e a compreensão aos dados relacionados à jornada do consumidor. Segundo Colin Wilkinson, gerente sênior na capacitação de agentes e serviços aos associados na Etsy, cliente da Zendesk, a solução contribui estrategicamente com o desenvolvimento da empresa. “A visibilidade que a solução de criação de relatórios da Zendesk oferece nos ajudou a fazer grandes melhorias nas operações de suporte. Agora, podemos identificar áreas problemáticas usando nossos tickets, ajustar rapidamente as regras de encaminhamento e identificar oportunidades de treinamento para a nossa equipe.” Facilite sua gestão da informação Saber como fazer gestão da informação na sua empresa pode transformar a maneira como você olha para os dados gerados. Mas, além disso, conhecer ferramentas que facilitem o processo gerencial, tornando-o mais simples e fluido é um diferencial. Com o software de CRM, por exemplo, seu time de vendas tem em mãos um sistema que recebe, armazena e organiza informações com agilidade e confiabilidade. Além de centralizar dados, a ferramenta facilita a visualização do pipeline de vendas; auxilia na priorização de informações; permite a gestão do contato com o cliente em vários canais; transforma inputs em relatórios e muito mais. Que tal conhecer mais um software de grande utilidade para gerenciar informações e otimizar o relacionamento com o cliente? O Zendesk Service é o sistema de atendimento exclusivo da Zendesk. Em sua plataforma, os times têm acesso a ferramentas colaborativas e podem conduzir os tickets e contatos com o consumidor por meio de múltiplas plataformas, efetivas e integradas. Quer conhecer o Service e todas as suas funcionalidades? Faça um teste gratuito da feramenta agora mesmo!
1PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN Jakarta, 9 April 2015 BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN2 A PENGELOLAAN DATA NASIO Author: Yuliana Sumadi. 35 downloads 189 Views 738KB Size. Report. DOWNLOAD PDF. Recommend Documents. DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN .
- Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika dahulu manusia mendapatkan informasi dengan cara pergi ke perpustakaan, membaca buku, membaca koran, atau menyaksikan langsung suatu peristiwa. Di era modernisasi ini manusia dapat mendapatkan informasi dengan mudah melalui teknologi informasi dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan 1993 menyebutkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi. Maka teknologi informasi digital adalah teknologi pengelolaan informasi yang berbentuk digital melalui proses digitalisasi. Dilansir dari Forbes, digitalisasi adalah pengambilan informasi analog dan mengkodekannya menjadi nol dan satu bahasa biner sehingga komputer dapat menyimpan, memproses, dan mengirimkan informasi tersebut. Baca juga Cara Menghargai Ilmu Pengetahuan dan TeknologiLingkup Kerja Abdul Kadir dalam buku Pengenalan Teknologi Informasi 2003 menyebutkan bahwa Haag 2000 membagi lingkup kerja teknologi digital menjadi Teknologi masukan adalah segala macam teknologi yang bisa mendigitalisasi suatu informasi misalnya keyboard dan scanner. Teknologi keluaran adalah segala sesuatu yang bisa menampilkan informasi misalnya layar monitor. Teknologi perangkat lunak adalah berbagai software untuk mengolah informasi. Teknologi penyimpanan adalah media penyimpanan infomasi seperti hard disk. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang dapat menghubungkan manusia dalam jarak jauh seperti mesin ATM maupun media sosial. Mesin pemroses atau dikenal sebagai central processing unit CPU Komunikasi teknologi dapat dilakukan di lingkungan akademis, lingkungan kerja, dan lingkungan umum. Tidak dapat dilakukan di lingkungan industri. Kelebihan teknologi informasi digital Adapun kelebihan teknologi digital adalah Aksesibilitas Data yang lebih tinggi Dengan adanya teknologi informasi digital, aksesibilitas data akan lebih tinggi. Untuk menemukan suatu informasi tidak perlu datang ke tempat langsung atau membeli buku, informasi tersebut dengan mudah dan praktis didapatkan melalui internet. Baca juga Dampak Kemajuan Teknologi di Bidang Sosial dan Budaya Kemudahan akses informasi memberikan dampak baik lainnya seperti penghematan waktu dan juga penghematan biaya. Belum lagi informasi yang diakses secara digital lebih hemat tempat karena satu laptop saja bisa menyimpan ratusan buku tanpa menyita tempat di dalam rumah.
Penelian yang berkaitan dengan hasil bahwa sistem informasi pengolahan data keuangan berbasis web dapat membantu staff bagian keuangan untuk mencatat sesuai dengan proses akuntansi dari jurnal
Mengangkat dari permasalahan sampah yang berserakan di sekitar area tong sampah, permasalahan tersebut kini dapat di tangani dengan sebuah penelitian tentang tempat sampah pintar. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan perancangan dimana pengujian dilakukan terhadap jarak sensor, ketinggian sampah dan respon data terhadap web server. Tempat sampah ini menggunakan teknologi raspberry pi dan internet of things IoT yang bersifat berbasis website. Sistem akan dibuat dari rangkaian pendukung yaitu, sensor HC-SR04 sebagai pendeteksi objek dan data sampah. Sementara itu, pada output di gunakan motor servo sebagai penggerak penutup tong sampah, selain itu terdapat Web server sebagai pengecekan data sampah dari jarak jauh. Pada bagian selanjutnya terdapat pula output berupa LED sebagai pemberi tahu keadaan tong sampah ketika penuh atau kosong secara langsung. Hal ini dapat membantu tingkat kesadaran masyarakat dalam hal membuang sampah tidak pada tempatnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah buka tutup tong sampah dengan setingan perangkat lunak lebih kecil dari 60 cm terbuka dan lebih besar dari 60 cm tidak terbuka. Selanjutnya hasil pendeteksia sensor terhadap level sampah 8 cm level penuh, 21-28 cm level setengah dan 48 cm level kosong. Dan hasil pengiriman data ke web server semua level sampah terdeteksi sudah sesuai. Taking the problem of garbage scattered around the trash can area, this problem can now be handled with a study on smart trash cans. The method used is experimental and design where testing is carried out on sensor distance, waste height and data response to the web server. This trash can uses raspberry pi technology and internet of things IoT which is website-based. The system will be made from a series of supports, namely the HC-SR04 sensor as object detection and garbage data. Meanwhile, at the output, a servo motor is used to drive the trash can cover, besides that there is a Web server for checking waste data remotely. In the next section there is also an output in the form of an LED as a direct notification of the state of the trash can when it is full or empty. This can help the level of public awareness in terms of disposing of waste inappropriately. The results obtained in this study are open and close trash cans with software settings smaller than 60 cm open and larger than 60 cm not open. Furthermore, the sensor detection results for the waste level of 8 cm full level, 21-28 cm half level and 48 cm empty level. And the results of sending data to the web server, all levels of waste detected are appropriate. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 3 Nomor 1 Januari 2021 e-ISSN 2715-0887 p-ISSN 2654-7813 Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering JJEEE 7 Tempat Sampah Pintar Berbasis Internet of Things IoT Dengan Sistem Teknologi Informasi. Mualief Anwar Ismail Prodi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo Gorontalo, Indonesia Sandyismail05 Riska K. Abdullah Prodi Teknik Elektro Universitas Ichsan Gorontalo Gorontalo, Indonesia Syahrir Abdussamad Prodi Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia syahrirabdussamad November 2020 Disetujui Desember 2020 Dipublikasi Januari 2021 Abstrak—Mengangkat dari permasalahan sampah yang berserakan di sekitar area tong sampah, permasalahan tersebut kini dapat di tangani dengan sebuah penelitian tentang tempat sampah pintar. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan perancangan dimana pengujian dilakukan terhadap jarak sensor, ketinggian sampah dan respon data terhadap web server. Tempat sampah ini menggunakan teknologi raspberry pi dan internet of things IoT yang bersifat berbasis website. Sistem akan dibuat dari rangkaian pendukung yaitu, sensor HC-SR04 sebagai pendeteksi objek dan data sampah. Sementara itu, pada output di gunakan motor servo sebagai penggerak penutup tong sampah, selain itu terdapat Web server sebagai pengecekan data sampah dari jarak jauh. Pada bagian selanjutnya terdapat pula output berupa LED sebagai pemberi tahu keadaan tong sampah ketika penuh atau kosong secara langsung. Hal ini dapat membantu tingkat kesadaran masyarakat dalam hal membuang sampah tidak pada tempatnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah buka tutup tong sampah dengan setingan perangkat lunak lebih kecil dari 60 cm terbuka dan lebih besar dari 60 cm tidak terbuka. Selanjutnya hasil pendeteksia sensor terhadap level sampah 8 cm level penuh, 21-28 cm level setengah dan 48 cm level kosong. Dan hasil pengiriman data ke web server semua level sampah terdeteksi sudah sesuai. Kata kunci Raspberry Pi, sensor, Internet of things IoT, Web server, motor servo. Abstract - Taking the problem of garbage scattered around the trash can area, this problem can now be handled with a study on smart trash cans. The method used is experimental and design where testing is carried out on sensor distance, waste height and data response to the web server. This trash can uses raspberry pi technology and internet of things IoT which is website-based. The system will be made from a series of supports, namely the HC-SR04 sensor as object detection and garbage data. Meanwhile, at the output, a servo motor is used to drive the trash can cover, besides that there is a Web server for checking waste data remotely. In the next section there is also an output in the form of an LED as a direct notification of the state of the trash can when it is full or empty. This can help the level of public awareness in terms of disposing of waste inappropriately. The results obtained in this study are open and close trash cans with software settings smaller than 60 cm open and larger than 60 cm not open. Furthermore, the sensor detection results for the waste level of 8 cm full level, 21-28 cm half level and 48 cm empty level. And the results of sending data to the web server, all levels of waste detected are appropriate. Keywords Raspberry Pi, sensor, Internet of things IoT, Web server, servo motor. I. PENDAHULUAN Sampah merupakan salah satu dampak negatif dalam lingkungan kemasyarakatan, maupun lingkungan terpencil atau perkampungan. Meskipun pihak pemerintah dan badan lingkungan hidup BLH, menyediakan tempat sampah tetapi kesadaran masyarakat dalam membuang sampah tidaklah pada tempatnya. Biasanya yang sering terjadi jika tempat sampah penuh maka masyarakat akan membuang sampah di sekitar area tempat sampah, hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau-bau yang tidak nyaman dalam satu lingkungan hidup. Teknologi yang berkembang sekarang ini yang memanfaatkan piranti-piranti digital sehingga dapat membantu dalam mengerjakan hal-hal yang rumit sekaligus. Pemanfaatan teknologi ini misalnya dalam mengatur buka tutup tempat sampah, pengenalan terhadap objek yang mengunakan sensor dan dikontrol melalui mikrokontroler. Dari permasalahan membuang sampah penulis dapat mengembangkan tempat sampah, yang bisa membantu masyarakat dalam hal tidak membuang sampah pada area sekitar tong sampah. Hal ini dapat membuat penulis berpikir, bahwa jika tempat sampah di buat lebih efektif dalam membantu masyarakat membuang sampah. Alangkah baiknya masyarakat atau warga setempat, mengetahui terlebih dahulu kondisi tempat sampah. Kosong atau penuh dari jarak jauh atau dari rumah warga setempat, agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di area sekitar tong sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana masyarakat setempat bisa mengetahui kondisi sampah, yang penuh atau kosong dari jarak jauh melalui sistem monitoring menggunakan web server serta bagaimana mengaplikasikan tempat sampah untuk buka dan tutup pintu otomatis 8 menggunakan sensor HC-SR04, saat masyarakat ingin membuang sampah. II. KAJIAN PUSTAKA Melakukan suatu penelitian perencanaan sistem tempat sampah pintar dengan sensor HC-SR04 berbasis arduino uno r3, yang di angkat dari permasalahan pengurusan sampah yang tidak baik dapat mengakibatkan lingkungan yang tidak sehat. Penggunaan mikrokontroler banyak digunakan diantaranya dalam penelitian penetuan lokasi UMKM [1], jasa percetakan [2], peringatan dini [3] . Dalam penelitiannya sensor yang digunakan adalah sensor HC-SR04 yang berfungsi sebagai pendeteksi objek atau manusia yang ingin membuang sampah dengan jarak kurang dari 10 cm dan otomatis servo akan membuka penutup pintu tempat sampah. Dan jika tempat sampah sudah pada titik penuh maka sirene akan berbunyi secara otomatis. Banyak permasalahan tentang sampah diantaranya [4], [5], [6], [7], mereka mengangkat tema tentang sampah yang dapat dimonitoring dengan mengguna smart phone hal in sangat membantu instansi maupun perorangan untuk dapat menginfomasikan tong sampah masih kosong maupun tong sampah yang sudah penuh. III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode experimen sejalan dengan [8] dan dan metode perancangan [9], pemilihan metode yang diambil adalah karena melakukan perncanga dan selanjutnya melakukan beberapa pengujian eksperimen untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Disamping itu Web server dibuat dengan menggunakan aplikasi thingspeak. Thingspeak ini adalah sebuah Web server yang sudah jadi dan sudah menyediakan chenel untuk pengelolaan data informasi yang masuk dan keluar, serta untuk mempublis data. Pengguna hanya butuh mencari ID chanel untuk mengakses informasi datanya. A. Sumber Data Dari penelitian ini sumber data yang di dapat yakni dari, bacaan-bacaan jurnal sebelumnya yang membahas tentang tempat sampah pintar yang menggunakan microcontroller, dan internet of things IOT, dan juga mengamati referensi cara penanggulang sampah secara otomatis, dari jurnal-jurnal sebelumnya. B. Metode Pengumpulan Data Dari penelitian ini penulis memakai metode-metode penelitian observasi dan pendalaman bibliografi yakni 1. Observasi Observasi yang dimaksud yaitu, terang-terangan dan mengamati kondisi tempat sampah yang ada di beberapa wilayah kota Gorontalo, dan bagaimana cara penanganannya terhadap sampah yang berserakan. 2. Pendalaman bibliografi Cara pengumpulan data yaitu mengumpulkan bibliografi, referensi jurnal dan metode-metode yang berkaitan dengan artikel ini. C. Sarana Penelitian Sarana yang di pakai pada proses tugas akhir ini yakni 1. Perangkat keras Dari perangkat keras yang di gunakan pada pengembangan tugas akhir ini, dalam bentuk data ataupun teori-teori dasar yaitu a. Laptop Acer windows 10 dengan spesifikasi 1 Processor inter corttm i3-5005u cpu 2 Ram 2 GB 3 64-bit operating sistem b. Hand phone mi 8 lite dengan spesifikasi 1 Versi MIUI 10 global beta 2 Ram 4,00gb/ Internal 64,00gb 2. Perangkat lunak Dari perangkat lunak yang di pakai pada tugas akhir ini yaitu 1 Google chrome 2 Sistem operasi windows 10 ultimate 64-bit 3 Web server 4 Driver android D. Perancangan Sistem Guna memperjelas pembuatan sistem yang dibuat untuk tempat sampah pintar menggunakan raspberry pi dan internet of things IoT, dengan keluaran Berupa sistem pengelolaan tempat sampah, penulis menggambarkan blok diagram dengan prinsip kerja secara umum pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram blok sistem tempat sampah pintar Dari perancangan ini dapat di jelaskan secara umum tiap-tiap blok, yang berfungsi sebagai berikut a Raspberry Pi, yaitu sebagai microcontroller dan pengelola data dari alat tersebut sejalan dengan [10]. b Message broker MQTT, message broker berfungsi sebagai pengatur pengiriman data. yang dimaksud pengatur yaitu, message broker bisa menyimpan data yang tidak terkirim disebabkan oleh jaringan tidak stabil, dan bila jaringan sudah stabil message broker dapat mengirim data kembali secara utuh. c Restful API, merupakan suatu teknologi sebagai jembatan komunikasi antara mesin dengan mesin. desain kontak 9 Web, secara terbuka melebihkan HTTP Hypertext transfer protokol untuk kontak perangkat. d Web server, merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk menerima permintaan berupa halaman Web, melalui protokol HTTP atau HTTPS atau yang di kenal browser. Web server juga dapat mengirim kembali atau merespon kembali hasil dari permintaan. e Sensor HC-SR04 sejalan dengan penelitian [11], dari gambar diagram blok sensor HC-SR04 dapat dilihat ada 2 buah sensor dikarenakan fungsi dari setiap sensor berbeda, tetapi prinsip kerjanya sama, sama-sama mendeteksi objek melalui gelombang ultrasonik atau bisa di bilang sensor yang mendeteksi jarak. Sensor 1 mendeteksi benda atau objek lainnya yang ada di depan tong sampah, dan sensor 2 mendeteksi keadaan tong sampah penuh atau kosong level sampah. f Power bank resistant, atau power bank yang menggunakan panel surya, power bank ini berfungsi sebagai sumber energi listrik. g Motor servo, di sini merupakan penggerak pintu tong sampah, jika ada objek yang terdeteksi oleh sensor jarak maka dengan otomatis servo akan membuka penutup pintu tempat sampah. h Lampu LED, merupakan output dari progres sensor pendeteksi data sampah, lampu ini menandakan sebuah keadaan tong sampah penuh atau kosong. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Alur Penelitian Dari tahapan alur penelitian ini, ada beberapa konsep atau kerangka. Yang mencerminkan isi metode penelitian, atau menampilkan alur cerita seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram tahapan alur penelitian Proses penjabaran tahapan alur penelitian ini dapat di jelaskan secara singkat yakni 1. Mulai atau awal dari penelitian ini yaitu, memikirkan judul penelitian yang akan diteliti. 2. Identifikasi masalah merupakan analisa permasalahan yang di dapat dari penelitian yang di lakukan. 3. Pengumpulan data yaitu peneliti mengumpulkan data berupa observasi dan pendalaman bibliografi, agar permasalahan yang di angkat bisa ditangani dengan usulan sistem yang dapat menangani permasalahan yang di angkat. 4. Perancangan dan desain yaitu bagaimana peneliti merancang satu sistem sekaligus dengan desain pada sistem yang di usulkan. 5. Pembuatan sistem merupakan pembuatan atau penciptaan satu sistem tempat sampah pintar. 6. Uji kinerja alat yaitu, alat atau sistem yang di buat akan di uji kegunaannya. bila sesuai, alat atau sistem dikatakan berhasil. 7. Koreksi yaitu bila ada kesalahan sistem atau gagal akan di modifikasi atau di perbaiki kembali. 8. Modifikasi yaitu satu sistem yang bermasalah akan di di perbaiki kembali sesuai dengan kinerja yang di inginkan. 9. Selesai atau berhasilnya sistem tempat sampah pintar yang menggunakan microkontroler raspberry pi4 dengan teknologi sistem informasi. B. Rangkaian Seluruh Sistem Gambar 3. Rangkaian seluruh sistem Pada Gambar 3. dapat di jelaskan hubungan seluruh rangkaian, Sistem kerja rangkaian ini saling terkait. Maksud dari saling terkait yaitu, bila sensor HC-SR04 1 pendeteksi objek bekerja. Maka sensor HC-SR04 2 pendeteksi level sampah akan mati, atau dapat dikatakan bila sensor HC-SR04 1 pendeteksi objek memerintah motor servo untuk membuka pintu tong sampah. Maka sensor HC-SR04 2 pendeteksi level sampah akan mati sejenak, dan tidak dapat menghitung ketinggian sampah sementara. Hal ini juga 10 berpengaruh pada lampu indikator, lampu indikator tidak dapat berpindah – pindah. Jika motor servo masih membuka pintu tempat sampah, dan setelah motor servo menutup pintu tempat sampah. Maka sensor HC-SR04 2 pendeteksi level sampah akan bekerja, dan otomatis akan memerintah lampu indikator berpindah. Jika ketinggian level berubah sesuai yang di tetapkan pada skrip pemograman. C. Rangkaian Ultrasonik Dan Servo Gambar 4 merupakan rangkaian HC-SR04 1 dan motor servo serta tabel I untuk penggunaan pin-pin GPIO untuk sensor ultrasonik dan motor servo. Gambar 4. Rangkaian ultrasonik dan motor servo Tabel I. Pin GPIO alat hadware D. Rangkaian Ultrasonik Dan Lampu LED Rangkaian sensor HC-SR04 2 dan lampu LED diperlihatkan pada Gambar 5 serta tabel II untuk penggunaan pin-pin GPIO untuk sensor ultrasonik dan lampu LED. Gambar 5. Rangkaian ultrasonik dan lampu LED Tabel II. Pin GPIO alat hadware Bentuk dari perancangan perangkat keras secara keseluruhan, dari sistem tempat sampah pintar menggunakan Rasbeprry pi4 dengan sistem teknologi informasi. Gambar 6. Bentuk fisik keseluruhan tempat sampah pintar Dari Gambar 6 terlihat bentuk fisik dari tempat sampah pintar, tempat sampah pintar ini terdiri dari beberapa perangkat keras yaitu. - 1 Buah tong sampah - 1 Buah kotak alat - 1 Buah microcontroller Rasbeprry pi 4 - 2 Sensor ultrasonik - 3 Buah lampu LED - 7 buah resistor - 1 Buah motor servo - 1 Buah papan PCB Seluruh rangkaian perangkat keras ini di hubungkan dengan kabel jumper, dengan cara di solder di papan PCB. E. Hasil Perancangan Perangkat Lunak Hasil dari perancangan Web server dapat dilihat pada screenshot interface Gambar 7. Kita dapat melihat tampilan yang berisi deskripsi tempat sampah beserta ID saluran atau chanel, dan juga akses pribadi maupun publik. Web server di sini dibuat dengan menggunakan aplikasi thingspeak. Thingspeak ini sebuah Web server yang sudah jadi dan sudah menyediakan chenel untuk pengelolaan data informasi yang masuk dan keluar, serta untuk mempublis data. Pengguna hanya butuh mencari ID chanel untuk mengakses informasi datanya. 11 Gambar 7. Hasil perancangan Web server F. Hasil Pengujian Secara Keseluruhan Pengujian secara keseluruhan, dimulai dari aktifnya rasberry pi4 model B. Fungsi dari perangkat ini untuk mengontrol seluruh rangkaian yang terpasang pada pin-pin GPIO raspberry pi4. Hasil dari pengujian ini dimulai dari sensor ultrasonik 1 sebagai pendeteksi objek atau benda padat, sensor ini dapat mendeteksi pergerakan yang mendekat. Aksi yang terjadi ketika ada objek yang mendekat, maka ultrasonik 1 akan memerintah motor servo membuka pintu tong sampah seperti pada Gambar 8. Disini motor servo yang digunakan yaitu metal gear MG996R dengan kekuatan muatan 1 kilo untuk skala laboratorium, jika digunakan pada tempat umum harus menggunakan yang lebih besar kekuatan muatannya sesuai dengan beban muatan motor servo. Gambar 8. Hasil pengujian sensor 1 Web server merupakan output dari alat tempat sampah pintar ini, atau dapat di jelaskan bahwa Web server di sini untuk menampilkan hasil data dari perhitungan sensor level sampah. Hasil tampilan data dari Web server ini berbentuk garis, yang datanya di update setiap 10 menit seperti pada Gambar 9. Gambar 9. Hasil tampilan data Web server G. Pengujian Sensor Ultrasonik 1 Seperti yang terlihat pada tabel 3 adalah pengujian sensor ultrasonik 1. Untuk mengetahui jarak yang di tentukan dengan jarak perhitungan keluaran dari sensor. Tabel 3. Pengujian sensor pendeteksi buka tutup tong sampah Pengujian sensor pendeteksi buka tutup tong sampah Dapat dilihat bahwa, jarak yang di tentukan peneliti adalah 60 cm. Bila objek yang di deteksi sensor di atas dari angka 60 cm, maka sensor tidak akan melakukan perintah ke motor servo. H. Pengujian Sensor Ultrasonik 2 Pada tabel 4 pengujian sensor ultrasonik 2 digunakan untuk mengetahui jarak yang di tentukan dengan jarak perhitungan keluaran dari sensor. Tabel 4. pengujian sensor pendeteksi level sampah Pengujian sensor pendeteksi level sampah Pengujian ini dimulai untuk ketinggian tong sampah yaitu 50 cm sementara hasil perhitungan sensor yang terbaca 48 cm. Jika perhitungan sensor berada di angka 50. Pengujian pada level tengah jarak yang ditentukan adalah 25–30 cm sementara untuk hasil perhitungan sensor berada pada jarak 21-28 cm. Pengujian untuk level penuh ketinggiannya yang diatur adalah 10 cm sementara hasil 12 perhitungan sensor untuk deteksi sensor adalah 8 cm sudah berada di level penuh. I. Pengujian pengiriman data ke Web server Pengujian Web server ini seperti pada tabel 5 adalah untuk mengetahui jarak keluaran sensor apakah sama dengan yang di tampilkan oleh Web server. Tabel 5. pengiriman data ke Web server Pengujian sensor pendeteksi level sampah Hasil tampilan Web server Penjelasan dari pengujian ini yaitu, input dari data Web server adalah hasil dari perhitungan sensor level sampah. Atau dapat di katakan data keluar dari perhitungan sensor harus sama dengan yang di tampilkan oleh bagan seperti pada Gambar 9. J. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian maka pembahasannya adalah pengujian sensor untuk mendetesi buka tutup tong sampah jarak yang ditentukan adalah 60 cm, hal ini dibuktikan dengan pengujian sensor untuk membuka tutup tong sampah untuk membuka tong sampah sensor akan mendeteksi dari sampai 60 cm sementara lebih dari 60 cm sensor tidak memberikan instruksi untuk membuka tong sampah. Pengujian sensor pendeteksi level sampah dari hasil pengujian dikategorikan untuk levelnya adalah kosong, setengah dan penuh. Level kosong sensor mendeteksi pada jarak 48 cm, level setengah sensor mendeteksi 21-28 cm sedangkan untuk level penuh sensor mendeteksi 8 cm, dan untuk pengujian hasil tampilan Web server sudah sesuai dengan hasil perhitungan sensor. V. KESIMPULAN Simpulan dari artikel ini adalah Sistem tempat sampah pintar menggunakan raspberry pi dan internet of things iot dengan sistem teknologi informasi, yang mengirim informasi data ke Web server dan diolah di aplikasi thingspeak yang dapat di privat atau bisa di publik, sehingga dapat mengidentifikasi persoalan sampah yang berserakan. Penyatuan sistem dengan teknologi informasi, dapat memungkinkan tempat sampah bisa di monitoring dari jarak jauh. Dengan adanya otomatis motor penggerak pintu tong sampah, dapat memudahkan masyarakat membuang sampah. REFFERENSI [1] M. R. Pakaya, O. Musa, J. Karim, and S. Abdussamad, “SIG Lokasi UMKM Berbasis Android,†Jambura J. Electr. Electron. Eng., vol. 2, no. 2, pp. 52–59, Jul. 2020. [2] Z. Purnomo, J. Karim, B. Senung, and S. Abdussamad, “Sistem Informasi Jasa Pemesanan Percetakan Berbasis Android,†Jambura J. Electr. Electron. Eng., vol. 2, no. 2, pp. 44–51, Jul. 2020. [3] A. W. A. Antu, S. Abdussamad, and I. Z. Nasibu, “Rancang Bangun Running Text pada Dot Matrix 16X160 Berbasis Arduino Uno Dengan Update Data System Menggunakan Perangkat Android Via Bluetooth,†Jambura J. Electr. Electron. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 8–13, Jan. 2020. [4] Faisal, “aplikasi smart trash can dalam mengatasi persoalan sampah secara mobile berbasis android. instek, 2.,†INSTEK, vol. 2, 2017. [5] A. Wuryanto, N. Hidayatun, M. Rosmiat, and Y. Maysaroh, “Perancangan Sistem Tempat Sampah Pintar Dengan Sensor HCRSF04 Berbasis Arduino UNO R3,†Paradig. - J. Komput. dan Inform., vol. XXI, no. 1, pp. 1–8, 2019. [6] A. A. Nugroho, MT., and U. Ali Ahmad, “Perancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Untuk Pelaporan Sampah Berabasis Teknologi Embedded,†J. e-Proceeding Eng., vol. 3, no. 1, pp. 666–673, 2016. [7] Sukarjadi, D. T. Setiawan, Arifiyanto, and M. Hatta, “Perancangan Dan Pembuatan Smart Trash Bin Berbasis Arduino Uno Di Universitas Maarif Hasyim Latif,†Tek. Eng. Sains J., vol. 1, no. 2, pp. 101–110, 2017. [8] S. Abdussamad, “Rancang Bangun Inverter Mini Vdc to 220 Vac Untuk Lampu Darurat,†J. Tek., vol. 18, no. 1, pp. 7–16, Jun. 2020. [9] M. R. Wirajaya, S. Abdussamad, and I. Z. Nasibu, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno,†Jambura J. Electr. Electron. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 24–29, Feb. 2020. [10] W. Ridwan, I. Z. Nasibu, R. D. R. Dako, and I. Wiranto, “Sistem Pemantauan Dan Pengendalian Penerangan Rumah Berbasis Web Menggunakan Raspberry Pi,†Semin. Nas. Tek. Elektro, vol. 1, no. 1, p. 225, 2017. [11] S. Adriansyah Hulukati, T. Pratiwi Handayani, R. Jaya, and S. Abdussamad, “A prototype of solar-powered automatic ablution tap,†IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 486, no. 1, 2019. ... Teknologi Rumah pintar telah berkembang dari kinerja fungsi menghidup dan mematikan peralatan remot kontrol berbasis Bluetooth dan Wireless menjadi monitoring jarak jauh bahkan mampu mengirim gambar melalui jaringan Internet yang lebih dikenal dengan Internet of Things IoT [5]. Implementasi Internet of Things dapat digunakan dalam berbagai bidang [6] [7]. Modul Node MCU ESP32 CAM merupakan salah satu yang mendukung Sistem Rumah Pintar dan telah terbukti kehandalannya dalam implementasi pengoperasian modul kamera . ...Wire BagyeIchwan PurwataMaulana AshariSaikin SaikinGambar merupakan salah satu alat bukti tindak kejahatan. Gambar dapat memberikan banyak informasi dianataranya tentang pelaku, jam kejadian, cara terjadi dan lainnya. Ada banyak alat yang telah dihasilkan dengan menggunakan Node MCU ESP32 CAM. Penggunaan ESP 32 CAM karena memiliki fitur kemampuan menangkap gambar dengan modul kamera yang telah terpasang. Penggunaan ESP 32 CAM banyak digunakan pada proyek Internet of Things IoT karena memiliki modul Wifi yang terpasang onboard. Pada proyek penangkap gambar yang mendeteksi manusia maka ESP 32 CAM membutuhkan modul tambahan sebuah Sensor PIR Motion. Ada banyak jenis sensor PIR Motion dengan jarak jangkau yang beragam dan waktu respon yang berbeda. Pada penelitin ini dilakuakan pengujian beberapa jenis sensor PIR Motion untuk mendapatkan data PIR Motian dengan jangkauan terjauh dan respon tercepat. Dikembangkan rancangan alat penangkap gambar berbasis ESP 32-CAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor PIR Motion terbaik ialah seri HC-SR501 dan rancangan rangkaian alat penangkap gambar dapat bekerja pada ruang gelap dan memiliki sumber tegangan sendiri dari batrai yang dapat diisi are one of the evidence of a crime. Images can provide a lot of information including about the perpetrator, the time of the incident, how it happened and others. There are many tools that have been generated using the Node MCU ESP32 CAM. The use of ESP 32 CAM because it has the ability to capture images with a camera module that has been installed. The use of ESP 32 CAM is widely used in Internet Of Things IoT projects because it has a Wifi module installed onboard. In the project of capturing images that detect humans, the ESP 32 CAM requires an additional module, a PIR Motion Sensor. There are many types of PIR Motion sensors with varying ranges and different response times. In this study, several types of PIR Motion sensors were tested to obtain Motian PIR data with the farthest range and fastest response. ESP 32-CAM based image capture tool was developed. The results show that the best PIR Motion sensor is the HC-SR501 series and the design of the image capture device can work in a dark room and has its own voltage source from a rechargeable battery.... Pengguna internet di Indonesia tidak mengenal usia dini atau berumur, tidak memandang menggunakan aplikasi game, bisnis [1] ataupun untuk pendidikan [2]. Terlebih lagi mulainya dikenal Internet of Thing IoT yang pemanfaatannya menyentuh ranah kehidupan manusia [3]. Dunia terasa dalam genggaman. ...Muhammad Anas MasaTanridio Silviati Delfina Abdurrahman Abdullah BasalamahAhmad AfdhalTeknologi jaringan Generasi ke-5 5G menjadi fenomena yang baru di Sulawesi Selatan dimana akan terjadinya migrasi teknologi jaringan Generasi ke-4 4G ke 5G. Menyusul semakin meningkatnya penetrasi pengguna internet, maka wajar jika teknologi 5G perlu segera diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode observasi berupa studi literature dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Strength-Weakness-Opportunities-Threat SWOT. Hasil analisis migrasi 4G ke 5G berdasarkan perubahan arsitekturnya adalah Serving Gateway SGW, Mobility Management Entity MME, Access and Mobility Management Function AMF, Evolved-Universal Terresterial Radio Access Network E-UTRAN, dan Next Generation-Radio Access Network NG-RAN. Standar pengimplementasian teknologi jaringan 5G berdasarkan rekomendasi International Telecommunication Union ITU melalui program International Mobile Telecommunication IMT-2020. Pada kurun waktu 2018 sampai 2021, jumlah pengguna internet di Sulawesi Selatan meningkat sebesar 67,6%. Sementara itu selang waktu tiga tahun jumlah desa/kelurahan yang dapat dilayani Base Transceiver Station BTS berteknologi 4G bertambah 335 wilayah. Hal tersebut menjadi salah satu peluang yang dimiliki Sulawesi Selatan untuk mengimplementasikan jaringan 5G. Ditambah lagi infrastruktur yang cukup baik menjadi salah satu kekuatan karena tersedianya 94% BTS 4G dari keseluruhan BTS di tahun 2021. Hanya saja perlu memaksimalkan teknologi Device to Device D2D. 5th Generation 5G network technology is a new phenomenon in South Sulawesi where there will be 4G to 5G technology migration. Following the increasing penetration of internet users, the technology needs to be implemented immediately. This study used observation method in the form of literature studies and interviews. The obtained data were analyzed using Strength-Weakness-Opportunity-Threat SWOT method. The analysis results of 4G to 5G migration based on architecture evolution are Serving Gateway SGW, Mobility Management Entity MME, Access and Mobility Management Function AMF, Evolved-Universal Terresterial Radio Access Network E-UTRAN, and Next Generation-Radio Access Network NG-RAN. The standards required for the 5G network technology implementation are based on the recommendation of International Telecommunication Union ITU through International Mobile Telecommunication IMT-2020 program. During 2018 to 2021, the number of internet users in South Sulawesi increased by 67,6%. Meanwhile, the number of villages/wards served by BTS with 4G technology expanded by 335 area for three years. This is one of the opportunities for South Sulawesi implementing 5G network. Futhermore, sufficiently good infrastructure is as one of the strengths due to the availability of 94% of 4G BTS from all BTS in 2021. However, it needs to maximize Device to Device D2D technology.... d. Modul relay driver e. Lampu COB LED 12 Flowchart Sistem Penerangan RuanganPerangkat lunak yang ditanamkan ke dalam mikrokontroler[17]-[20] NodeMCU ESP8266 berfungsi untuk mengoperasikan peralatan microkontroler tersebut agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Perangkat lunak yang digunakan adalah Arduino yang berbasis pada bahasa C. Dalam perancangan perangkat lunak menggunakan algoritma dalam bentuk flowchart diagram alir, dimana pembuatan algoritma ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan program. ...Tony J. WungkanaNikita SajangbatiToban T. PairunanSukandar SawidinUntuk menyalakan lampu penerangan dalam ruangan masih dilakukan secara manual dengan cara menekan saklar lampu. Switch merupakan alat listrik untuk menyalakan atau memadamkan lampu. Ada banyak sekali inovasi-inovasi yang dapat di lakukan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Salah satunya adalah menggunakan sensor gesture yang diaplikasikan untuk mengganti saklar manual. Sensor gesture adalah suatu komunikasi non-verbal yang mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu dengan mendeteksi adanya pergerakan tangan. Penelitian ini untuk memfaatkan sensor gesture yang berfungsi sebagai kontrol memutuskan dan menyambungkan aliran listrik tanpa kontak fisik antara pengguna dan perangkat yang dibuat, untuk menyalakan lampu dalam ruangan, sensor gesture mendeteksi pergerakan tangan ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan ke samping kanan. Jika ada pergerakan tangan sebagai sinyal gerak isyarat sebagai masukan dan diolah oleh microcontroller NodeMCU ESP8266 yang digunakan sebagai masukan modul relay untuk menyalakan atau memadamkan turn on the indoor lighting is still done manually by pressing the light switch. Switch is an electric tool to turn on or turn off the lights. There are lots of innovations that can be done to make human work easier. One of them is using a which is applied to replace a manual switch. is a non-verbal communication that communicates certain messages by detecting hand movements. This research is to utilize the gesture sensor which functions as a control for disconnecting and connecting electricity without physical contact between the user and the device being made, to turn on the lights in the room, the gesture sensor detects hand movements up, down, to the left and to the right side. If there is a movement of the hand as a gesture signal as input and processed by the NodeMCU ESP8266 microcontroller which is used as input to the relay module to turn on or turn off the lights.... Pengkajian yang akan dilakukan dengan prosedur seperti. berikut Pengaturan skema block diagram, sensor load cell, sensor Infrared proximity, alarm, LCD dan Smartphone Android dengan aplikasi menggunakan mikrokontroler [16]- [21]Arduino Nano dan NodeMCU ESP8266 juga percobaan cara pengecekan. yang terkoordinasi untuk memudahkan saat pengerjaan hardware. ...Yoice R. PutungDonald NoyaVentje Aror Muchdar PataboPantauan pemberian cairan berisi vitamin dan mineral melalui botol ke pembuluh darah infus dengan kebiasaan yang lama, yakni mengontrol keadaan kantong infus pada orang sakit dengan spontan. Jika ada gangguan seperti cairan infus tersumbat, kemacetan dan kehabisan cairan infus, akan berbahaya bagi orang sakit jika tidak segera ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cairan infus dengan sensor berat load cell dan jika terjadi penyumbatan pada selang infus dengan sensor Line Proximity infrared proximity yang dikendalikan dengan mikrokontroler Arduino nano kemudian hasilnya dimonitoring pada LCD dan smartphone Android dengan aplikasi blink. Kemudian bila terjadi penyumbatan atau cairan infus habis buzzer akan berbunyi dengan tujuan memberikan informasi kepada perawat. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan alat dapat mendeteksi berat cairan infus = 500 ml,. berat cairan infus habis = 36 ml, cairan tersumbat , monitoring pada LCD dan the administration of fluids containing vitamins and minerals through bottles into blood vessels infusions with long-standing habits, namely spontaneously controlling the condition of infusion bags in sick people. If there are disturbances such as blocked infusion fluids, congestion and running out of infusion fluids, it will be dangerous for people sick if not treated immediately. This study aims to detect infusion fluids with a weight sensor load cell and if there is a blockage in the infusion hose with a Line Proximity infrared proximity sensor controlled by an Arduino nano microcontroller then the results are monitored on the LCD and Android smartphone with the blink application. Then if there is a blockage or the infusion fluid runs out the buzzer will sound with the aim of providing information to the nurse. Based on the results of the tests that have been carried out, the tool can detect the weight of the infusion fluid = 500 ml. the weight of the infusion fluid is used up = 36 ml, the fluid is blocked, monitoring on the LCD and Android.... Selain itu, penelitian ini juga didasari oleh penelitian-penelitian terdahulu yang juga mengembangkan kotak sampah pintar seperti penelitian [7][8][9][10][11][12][13], dan penelitian yang menggunakan sensor ultrasonic seperti penelitan [14,15]. Dari masalah-masalah dan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan indah dengan pengembangan tempat sampah yang lebih menarik, praktis dengan memanfaatkan teknologi modern yaitu dengan membuat tempat sampah otomatis berbasis Internet of Things yang terintegrasi dengan Aplikasi Telegram. ...Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut dan mengembangkan penelitian sebelumnya maka dilakukan penelitian yaitu tempat sampah otomatis berbasis internet of things. Adapun yang dideteksi alat ini adalah level volume dari masing-masing tempat sampah. Setiap tempat sampah akan dipasang sensor ultrasonic yang nantinya akan mengirimkan informasi kedalam bentuk data ke aplikasi telegram. Penelitian ini menggunakan sensor ultrasonik sebagai sensor utama dalam mendeteksi sampah tersebut yang akan diimplementasikan sehingga masyarkat setempat dapat mengetahui kapan akan dibuang atau tidaknya sampah tersebut. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sistem ini mampu mengeluarkan suara pada saat sampah hampir penuh melalui aplikasi yang sudah di instal oleh admin.... IoT merupakan interface modern yang dapat menghubungkan manusia dengan mesin dengan jarak jauh nirkabel. Aplikasi IoT salah satunya adalah kita bisa mengembangkan tempat sampah yang dinamakan dengan tempat sampah pintar, ini adalah salah satu penerapan dari teknologi yang menggunakan Internet of Thing IoT seperti yang ditulis oleh Ismail pada tahun 2021 Ismail et al., 2021. Penggunaan internet of thing yang lain, contohnya adalah pengembangan sistem pemantau konsumsi energi listrik pada rumah tangga, dimana untuk memantau pemakaian / konsumsi energi listrik rumah tangga bisa dipantau melalui perangkat komunikasi telepon seluler atau ponsel. ...Sumardi SadiSri MulyatiPerdana Bagaskara SetiawanThe increase in the amount of air pollution that causes global warming and the lack of attention to harmful gases, such as CO, PM and NO2 can have a negative impact, on health and can even cause death, if it is ignored by people who breathe it. One of the popular information media today is the web, a tool that can monitor air quality levels and by utilizing advances in technology this monitoring system can be monitored via a Web Server. In this study, using an AVR microcontroller type ATmega 328p as a central control unit, and an ESP 8266-01 as a controller that handles communication between the microcontroller and the internet network. In addition, this system uses the C language as a configuration between the microcontroller and the ethernet system. The level of air pollution is measured by the MQ 07 sensor which functions to measure CO levels, MQ 135 to measure NO2 levels, and the Dust Sensor to measure PM Test results Obtain PPM parts per million values for CO levels of ppm, NO2 of ppm, PM of g/m3 and the temperature can be seen directly through the dashboard waste is a sensitive issue involving serious environmental problems in the world today. The situation of direct disposal of waste without proper inspection and segregation has left a serious impact on environmental pollution which has led to a tremendous growth in health problems. This study aims to monitor the level of fullness of waste in trash cans, send the results to a Google map using the Google Maps API and determine the shortest route for waste collection based on the level of fullness of waste. The android application was developed to make it easier for users to find out which trash cans are full and need to be taken immediately and to determine the shortest route using google PakiTaufiq Ismail YusufIskandar Zulkarnain NasibuAmirudin Yunus DakoPenggunaan energi listrik telah menjadi hal yang mutlak, seiring dengan berkembangnya perangkat elektronik. Namun dalam penggunaan energi listrik sering menimbulkan masalah seperti terjadi pemutusan arus listrik pada seluruh beban oleh pemutus sirkuit akibat beban lebih. Permasalahan tersebut sering terjadi pada penggunaan energi listrik skala rumah tinggal yang memiliki kapasitas daya maksimal 450 watt. Penelitian ini bertujuan untuk merealisasikan hardware dan software prototipe pengatur beban pintar, serta dilakukan pengujian untuk mengetahui keakuratan alat dalam pengukuran dan unjuk kerja alat dalam memproteksi beban. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang didalamnya terdapat beberapa langkah diantaranya adalah perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, serta pengujian alat. Berdasarkan hasil pengujian yang di lakukan, hasil perhitungan persentase eror antara pengukuran alat rancangan dengan alat ukur berstandarisasi untuk beban resistif yaitu total daya beban sebesar 2,10%, tegangan kerja beban sebesar 0,44%, total arus beban sebesar 2,36%, dan total cos phi beban sebesar 0%. Sedangkan untuk beban induktif yaitu total daya beban sebesar 0,38%, tegangan kerja beban sebesar 0%, total arus beban sebesar 0%, dan total cos phi beban sebesar 1,03%. Adapun alat rancangan bekerja sesuai fungsinya dengan memutuskan beban yang bukan prioritas jika terjadi beban lebih dalam pemakaian energi use of electrical energy has become an absolute necessity, along with the development of electronic devices. However, the use of electrical energy often causes problems such as a disconnection of electric current in the entire load by a circuit breaker due to overload. These problems often occur in the use of residential-scale electrical energy, which has a maximum power capacity of 450 watts. This study aimed to realize the prototype hardware and software for smart load control, as well as testing to determine the accuracy of the tool in measuring and the performance of the tool in protecting the load. It applied an experimental method in which there were several steps, including the design of hardware and software, as well as tool testing. Based on the results of the tests carried out, the results of the calculation of the percentage error between the measurement of the design tool and standardized measuring instruments for resistive loads, the total load power of working voltage load of total load current of and the total cos phi load of 0%. As for the inductive load, the total load power was the load working voltage was 0%, the total load current was 0%, and the total cos phi load was The design tool worked according to its function by deciding which load was not a priority if there was an overload in the use of electrical Taufiqur RahmanAmalia HerlinaHidroponik adalah membudidaya tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air dan larutan nutrisi sebagai media tanam. Ada berbagai macam metode dalam pengairan nutrisi hidroponik, salah satunya. DFT Deep Flow Technique ialah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan instalasi datar untuk membuat genangan air nutrisi pada instalasi.. Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang Sistem Monitoring dan Kontrol Pencampuran Nutrisi dan pH air Pada Tanaman Hidroponik Berbasis Internet Of Things IoT. Sistem kontrol yang digunakan mikrokontroller arduino uno dan aplikasi Blynk. Perancangan sistem ini meliputi perancangan hardware dan perancangan software untuk koneksi dengan aplikasi Blynk. Sistem ini dirancang menggunakan konsep internet of things dan dibuat menggunakan sensor TDS meter pH-4502C, sensor Ultrasonik HC-SR04, Arduino Uno, relay 4 dan 2 Channel, LCD dan pompa dc. Kemudian hasil data yang hasilkan oleh sensor akan ditampilkan LCD dan aplikasi Blynk. Hasil penelitian ini dapat mengontrol dan memonitoring nilai PPM nutrisi, pH air dan ketinggian air nutrisi yang ada di bak penyimpanan nutrisi. Untuk pencampuran nutrisi akan mengikuti jadwal yang sudah di jadwalkan dan juga bisa menggunakan manual. Kemudian ketika PPM kurang dari 800 maka pompa dari larutan cairan pH up akan di campurkan, jika PPM lebih dari 1000 maka pompa dari cairan larutan pH down akan mencampurkan ke dalam penyimpanan bak penyimpanan nutrisi. Ketika nilai pH air kurang dari 6,0 maka pompa dari cairan larutan pH up akan dicampurkan, kemudian jika pH air lebih dari maka pompa dari cairan larutan pH down akan dicampurkan ke dalam bak penyimpanan IsnawatySubardin SubardinLan Lan NormawanSampah merupakan problem serius dalam isu lingkungan hidup. Di Kota Kendari sendiri permasalahan mengenai pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Banyaknya masyarakat kota Kendari yang tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ditempat sampah yang melebihi kapasitasnya dikarenakan adanya keterlambatan petugas sampah dalam mengankut sampah. Akibatnya sampah yang menumpuk berhamburan dan mengenai bahu jalan sehingga tempat tersebut terlihat kumuh. Oleh karena itu, petugas kebersihan membutuhkan sistem yang dapat meningkatkan kinerja mereka. Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem monitoring tempat sampah berbasis wireless sensor network yang menerapkan internet of things. Dalam penerapannya, sistem ini menggunakan sensor HCSR04 untuk mengetahui kapasitas tempat sampah melalui jarak sampah dari sensornya, wemos d1 mini sebagai media pemrosesan dan pengiriman data, dan metode haversine untuk menentukan jarak dan memberikan rekomendasi tempat sampah mana yang akan terlebih dahulu dituju sehingga dapat memudahkan petugas. Hasil yang diperoleh yaitu tempat sampah penuh dan akan mengirimkan notifikasi ketika jarak sensor yang terdeteksi ?10 cm, sedang 11-23 cm dan akan kosong bila jarak yang terdeteksi 24-26 cm. dari hasil pengujian rata-rata galat yang didapatkan yaitu 0,27% dan tingkat akurasinya sebesar 99,73%. Sistem ini berbasis android sehingga memudahkan petugas kebersihan dalam memonitoring kondisi tempat Mufidah Digital Printing setiap bulannya melayani order pencetakan, yang menjadi permasalahan selama ini adalah proses pelayanan kepada pelanggan yang akan melakukan order jasa percetakan tidak dapat terlayani dengan cepat hal ini karena banyaknya pelanggan serta ruang yang tersedia tidak terlalu luas dan pelanggan harus mendatangi Percetakan Mufidah Digital Printing untuk melakukan order pencetakan. Tujuan dari artikel ini untuk merancang sistem informasi jasa pemesanan percetakan berbasis android pada Percetakan Mufida Digital Printing Kota Gorontalo untuk memudahkan pelanggan melakukan pemesanan percetakan. Dalam merancang aplikasi ini menggunakan bahasa UML Unified Modelling Language dan diimplementasikan dengan menggunakan Android Studio, PHP dan MySQL. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisa, dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi atau ada. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan test case membuktikan bahwa sistem informasi jasa pemesanan percetakan berbasis android pada mufida digital printing ini lebih efektif dan efisien dibandingkan secara manual. Hasil pengujian V G = 20 – 17 + 2 = 5, V G = 4 + 1 = 5, Cyclomatic Complexity CC = R1, R2, R3,R4,R5= 5. Diperoleh kesimpulan bahwa desain system informasi jasa pemesanan percetakan berbasis android dapat memudahkan konsumen untuk melakukan order percetakan dengan kelebihan fitur tambahan berupa notifikasi untuk pelanggan sehingga mempermudah proses produksi dari order cetakan yang Kunci Sistem Informasi, Mufida , android, php, mysql Printing of Mufidah Digital Printing every month serving printing orders, which has been a concern so far is the process of service to customers who will order printing services cannot be served quickly because this Mufidah Digital Printing customers make printing orders. The purpose of this article is to open an android-based printing order ordering information system in Gorontalo City Mufida Digital Printing Printing to provide printing ordering services. In completing this application using the UML Unified Modeling Language language and implemented using Android Studio, PHP and MySQL. The method used is descriptive research that discusses and interprets objects that are in accordance with what exists, where there are those that involve describing, loading, analyzing, and interpreting the conditions that currently occur or exist. Based on the test results using a test case prove that the Android-based ordering information system on digital printing mufida is more effective and efficient using manuals. Test results V G = 20-17 + 2 = 5, V G = 4 + 1 = 5, Cyclone Complexity CC = R1, R2, R3, R4, R5 = 5. Obtained by the information system design Android-based printing order orders can make it easier for customers to order printing by loading additional notification features for customers to make the production process from ordering Information Systems, Mufida, android, php, mysql Syahrir AbdussamadUsed cellphone charger components are used as an alternative to create emergency lights which can later be used by the community when the power source from the grid goes out. The purpose of this study is to utilize the components of a used cellphone charger which is the Joule Thief transformer to create Vdc to 220V ac mini inverter. The method used in this study is the experimental method, which starts from the selection of tools and materials to measuring the outputs. The results showed that the design of a Vdc to 220 Vac mini inverter with Joule Thief can turn on 220 Vac LED lights without drivers. Tests were carried out on 1 watt driverless 220 Vac LED lights. Experiments were carried out to test the dc source durability in the form of Vac battery. From testing for LED lights 1, 2 and 3 it turns out that the current and voltage gradually decreased due to the use of LED lights. The resources quickly ran out when the inverter was used for 3 LED lights. The design of tools can be used as an emergency light when the source of electricity from the are required to perform ablution before praying. This activity uses water, and can consume a huge amount of it when there are a lot of people who perform ablution at the same time. Conventional ablution taps are unable to control the usage of water. Usually, the tap is left running during this action. Therefore, a lot of fresh water unnecessarily flows to the drain. In order to reduce the usage of ablution water, this research developed a prototype of solar-powered, automatic water ablution tap. The system uses ultrasonic sensors to detect human presence and employs an Arduino microcontroller. It sends the “on†and “off†instructions to the relay to activate the solenoid valve to allow water flow. Water flow from the ablution tap can be more efficient with this system. The sensor detects the presence of human and works only when needed. So, the user does not need to touch the valve to activate water flow. This automatic control system can reduce the excessive water consumption when performing ablution. The testing of the system was conducted in a mosque in Indonesia. The experiment shows that the system is effective for detecting the presence of human in the range of maximum 50 cm above the tap. The used of ablution water is reduced significantly approximately 1900 cc compared to manual SukarjadiArifiyanto ArifiyantoDeby Tobagus Setiawan Moch. HattaDalam meningkatkan kesadaran akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, kadang memerlukan cara yang unik agar tiap-tiap individu tertarik, sehingga tak segan untuk membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah pada umumnya membuka dan menutupnya secara manual. Hal ini menyulitkan seseorang untuk membuang sampah ataupun membersihkan sampah yang sudah ini dilakukan di Universitas Maarif Hasyim Latif, memberikan solusi dengan membuat tempat sampah pintar smart trash bin berbasis Arduino Uno, menggunakan sensor HC-SR04, motor servo, rangkaian adaptor, buzzer dan LED. Dalam Smart Trash Bin menggunakan sensor HC-SR04 berbasis Arduino board sebagai pendeteksi jarak, sedangkan motor servo digunakan sebagai penggerak buka dan tutup tempat sampah, dan buzzer beserta LED sebagai notifikasi bahwa sampah sudah modul yang dilakukan dalam tiga tahap 1 perancangan software mulai dari pendeskripsian kerja dari sistem Arduino Uno, bahasa c++ sebagai bahasa perancangan program, pembuatan flowchart, Selanjutnya masuk kedalam pembuatan program pada komputer; 2 perencanaan hardware yang dilakukan pada pembuatan rangkaian modul sensor jarak, LED dan buzzer; dan 3 pembandingan antara hardware dan Wahid A. Antu Syahrir AbdussamadIskandar Zulkarnain NasibuAbstrak— Umumnya running text digunakan untuk menampilkan informasi yang biasanya digunakan pada minimarket, hotel, gedung pernikahan dan lampu lalu lintas, biasa pengontrolannya tersebut menggunakan komunikasi Infrared, WIFI, SMS Short Message Service. Akan tetapi penggunaanya masih kurang efisien dibandingkan dengan bluetooth yang mempunyai fitur-fitur keamanan enkripsi data, autentikasi user , fast frekuensi-hopping 1600 hops/sec, output power control yang menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN dan konsumsi daya tidak terlalu tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu, merancang aplikasi android update data running text pada panel LED Matrix p10 melalui perangkat smartphone dengan aplikasi via bluetooth dan perancangan alat display running text Panel LED p10 dengan metode experimen. Adapun tahapan pembuatan alat menggunakan bluetooth HC-05, sensor suhu DHT11 untuk ditampilkan pada papan informasi display, RTC real time clock 3231 sebagai pembaca waktu untuk menampilkan jam, hari , tanggal, dan panel LED p10 16x60 untuk menampilkan running text. Kemudian untuk pembuatan aplikasi android menggunakan perangkat lunak App Inventor, dimana aplikasi pengontrolan running text diberi nama running text controller RTC.Rancang bangun alat dan aplikasi dalam penelitian ini membuahkan hasil aplikasi android dengan pengontrolan bluetooth, dinilai dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi saat penggantian text pada papan display LED matrix 16x160. Rata-rata kecepatan penggantian text bisa dicapai 1,0 detik secara real time dengan jarak 15 meter, dan mampu menampung maksimal 255 karakter. berdasarkan hasil penelitian sistim yang dibangun dapat berfungsi dengan kunci Arduino Uno, Bluetooth, LED matrix 16x160, Running text, aplikasi android, papan Rizky Wirajaya Syahrir AbdussamadIskandar Zulkarnain NasibuAbstrak—Proses penetasan terbagi dua yaitu proses penetasan alami menggunakan indukan, dan proses penetasan buatan menggunakan mesin tetas. Jika hanya mengandalkan penetasan alami persentase keberhasilan telur yang menetas hanya sekitar 50% - 60%. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan embrio didalam telur tidak berkembang dengan sempurna. Untuk itu dibuatlah mesin penetas telur otomatis dengan pengontrolan suhu dan kelembaban yang dikontrol langsung oleh Arduino uno dengan menggunakan sensor DHT11 sebagai sensor utama dan RTC DS3231 sebagai counter waktu penetasan telur, dan waktu berputarnya telur serta LCD Keypad shield 16x2 sebagai penampil menu dan mode, dan juga sebagai input data suhu dan kelembaban pada menu custom. Tujuan dari penelitian ini agar dapat menetaskan telur dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Mesin penetas telur otomatis ini menggunakan lampu pijar sebagai penghasil suhu dan humidifier sebagai alat pelembab udara yang digunakan untuk mendapatkan kelembaban yang dibutuhkan telur yang dikontrol langsung oleh Arduino uno. Metode penelitian ini menggunakan metode perancangan dan metode eksperimen mesin penetas telur. Hasil penelitian ini adalah rancang bangun mesin penetas telur otomatis menggunakan mikrokontroler Arduino uno. Pada pengujian yang dilakukan dengan menggunakan telur ayam pada set point suhu 37 – 38 °C dengan kelembaban yaitu 55 – 60 %, diperoleh hasil dengan persentase yaitu sekitar 98%. Kata Kunci—Mikrokontroller, sensor DHT11, RTC DS3231, humidifier, Suhu dan kelebabanMoh Rizal PakayaOlha MusaJorry Karim Syahrir AbdussamadDinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Gorontalo sebagai unit pelaksana tugas daerah yang memiliki tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Kabupaten Gorontalo. Dalam melaksanakan tugas tersebut melakukan berbagai kegiatan salah satunya adalah melakukan pendataan usaha mikro, kecil dan menengah serta mensosialisasikan ke masyarakat. Dalam artikel ini, permasalahan yang timbul adalah belum tersedianya sistem informasi yang memadai kepada masyarakat tentang usaha mikro, kecil dan menengah sehingga masyarakat mengalami kesulitan mengetahui lokasi dari usaha kecil dan menengah. Tujuan dari artikel ini adalah merancang sistem informasi geografis untuk menentukan lokasi usaha mikro, kecil dan menengah berbasis android yang dapat diakses oleh masyarakat sehingga dapat memudahkan masyarakat mengetahui lokasi dari usaha mikro, kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Gorontalo dan dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan layanan informsi secara global. Artikel ini menggunakan metode Research and Development atau yang dikenal dengan metode penelitian dan pengembangan. Hasil pengujian dengan menggunakan test case membuktikan bahwa pengembangan sistem informasi geografis untuk menentukan lokasi usaha mikro, kecil dan menengah berbasis android ini lebih efektif dan efisien dengan pengujian yaitu V G= 14 – 12 + 2 = 4; V G = 3 + 1 = 4; dan Cyclomatic Complexity CC = R1, R2, R3, R4 = 4. Kata Kunci SIG, UMKM, Android The Office of Cooperatives and Micro, Small and Medium Enterprises in Gorontalo as a regional task implementing unit that has the task of developing and developing micro, small and medium businesses in Gorontalo Regency. In carrying out this task, a number of activities are carried out, one of which is collecting data on micro, small and medium enterprises and to socialize to the community. In this article, the challenge that arises is the unavailability of an adequate information system for the community about micro, small and medium enterprises so that people have difficulty understanding the location of small and medium businesses. The purpose of this article is to discuss geographic information systems to determine the location of android-based micro, small and medium businesses that can be accessed by the community so that it can make it easier for the public to find out the location of micro, small and medium businesses in Gorontalo District and can be accessed by people who need it global information services. This article uses the Research and Development method or what is known as the research and development method. The test results using test cases prove the development of information systems to determine the location of micro, small and medium businesses based on Android is more effective and efficient with testing namely V G = 14-12 + 2 = 4; V G = 3 + 1 = 4; and cyclomatic complexity CC = R1, R2, R3, R4 = 4. Keywords GIS, UMKM, AndroidPerancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Untuk Pelaporan Sampah Berabasis Teknologi EmbeddedA A MdA NugrohoS T MtU Ali AhmadA. A. Nugroho, MT., and U. Ali Ahmad, "Perancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Untuk Pelaporan Sampah Berabasis Teknologi Embedded," J. e-Proceeding Eng., vol. 3, no. 1, pp. 666-673, 2016.
andata, Pengolahan Data, verifikasi data, dan generalisasi) mencari informasi/ materi tentang strategi pemberdayaan komunitas melalui internet 4. Peserta didik diberikan waktu untuk membaca agar lebih memahami materi 5. Peserta didik diberikan tugas untuk mencari kartu jawaban dari kartu soal yang tehah disediakan oleh guru (Make a match) sebagai
TGO6. bjta5nl6xc.pages.dev/100bjta5nl6xc.pages.dev/400bjta5nl6xc.pages.dev/581bjta5nl6xc.pages.dev/282bjta5nl6xc.pages.dev/259bjta5nl6xc.pages.dev/141bjta5nl6xc.pages.dev/397bjta5nl6xc.pages.dev/424
pengelolaan data informasi dan internet